Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Sastrawan Gorontalo, Jamil Massa, meluncurkan Buku Kumpulan Cerpen perdananya berjudul Pembangkangan Di Meja Nomor 8 (PM8).
Penulis sekaligus aktivis literasi itu menuturkan bahwa cerita-cerita dalam kumpulan cerpen PM8 bersumber dari persoalan-persoalan nyata yang ia hadapi sehari-hari.
Mulai dari isu kriminal, politik, reformasi birokrasi, lingkungan, sampai pada masalah kebebasan berpendapat.
"Menulis prosa bagi saya adalah sebuah usaha memaknai kehidupan. Banyak kejadian sehari-hari di sekitar kita yang patut direnungkan, namun seringkali lewat begitu saja. Menulis cerita juga adalah bagian dari proses membuka ruang dialog antara saya dengan orang lain yang kelak membaca cerita saya," ungkapnya di Gorontalo, Senin.
Buku PM8 merupakan buku ketiga Jamil sekaligus buku kumpulan cerpen pertamanya.
Sebelumnya Jamil menerbitkan dua buku puisi yaitu Sayembara Tebu (terbit 2016) dan Pemanggil Air (2017).
Cerpen PM8 merupakan satu dari 22 cerita fiksi dalam buku kumpulan cerpen tersebut yang berkisah tentang Roni Azhar, seorang jurnalis, yang melakukan sejumlah pembangkangan kecil terhadap istrinya terkait status Facebook.
Pengamat Sastra, Panji Handoko mengatakan pembangkangan yang dimaksud Jamil di sini sebetulnya biasa saja. Hampir semua orang yang sudah berumah tangga pernah mengalami konflik semacam ini.
"Cerpen-cerpen Jamil tidak mengarahkan pembaca membincangkan tema-tema besar, namun sebaliknya mengajak orang lain mengamati dan memaknai perkara-perkara kecil yang menyehari," ujarnya.
Handoko juga menyorot tema-tema tradisi dan mitologi Gorontalo yang diusung cerpen-cerpen Jamil, dan menilai ada upaya menarik tradisi dan mitologi ke dalam konteks masalah-masalah terkini yang dihadapi masyarakat modern.
Ia mencontohkan cerpen "Kalumba" yang berpijak dari mitologi tentang sejenis makhluk halus khas Gorontalo bernama kalumba yang dalam cerpen tersebut dikaitkan dengan isu kerusakan hutan dan pencemaran sungai.
Juga ada "Ilabulo di Atas Bara", cerpen yang terinspirasi dari Tanggomo gubahan Manuli Askali yang berusaha dikaitkan Jamil dengan isu feminisme, politik transaksional dan persoalan kurangnya lapangan pekerjaan.
Tanggomo sendiri adalah suatu langgam tradisi lisan Gorontalo yang sedang terancam punah.
Sebelumnya Buku PM8 telah dirilis dan didiskusikan dalam Gebyar Hardiknas 2018 di Rumah Adat Dulohupa, Gorontalo.
Sastrawan Gorontalo Luncurkan Buku Kumpulan Cerpen Perdana
Senin, 30 April 2018 21:18 WIB