Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Selasa, mengatakan, dari sisi tren terlihat masih adanya peluang bagi Rupiah untuk kembali melemah seiring minimnya sentimen positif dari dalam negeri.
"Untuk itu, diharapkan laju Rupiah dapat menyerap sentimen pelemahan USD terhadap sejumlah mata uang utama global lainnya untuk menahan pelemahan lebih lanjut," ujar Reza.
Rupiah sendiri diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp14.492 per dolar AS hingga Rp14.477 per dolar AS.
Sebelumnya, meski laju Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia namun, tidak banyak berimbas pada mata uang Rupiah yang masih dalam pelemahannya.
Pergerakan tersebut sesuai dengan perkiraan sebelumnya dimana belum adanya sejumlah sentimen positif yang signifikan mengangkat Rupiah membuat pergerakannya cenderung masih dalam tren pelemahannya.
Rupiah kembali melemah setelah Badan Anggaran DPR RI melakukan Rapat Panja Perumus Kesimpulan dengan Pemerintah mengenai pembahasan kesimpulan laporan realisasi Semester I dan Prognosis Semester II APBN TA dimana menyangsikan pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4 persen.
Berbeda dengan Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka menguat sebesar 18,61 poin menjadi 5.934,41 seiring dengan menguatnya bursa saham regional.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 3,56 poin (0,38 persen) menjadi 940,53.