Beirut (ANTARA GORONTALO) - Pemimpin Hizbullah Sayed Hassan Nasrallah Jumat
malam (15/8) mendesak dunia Islam mengesampingkan perbedaan sektarian
mereka dalam menghadapi ancaman Negara Islam di Suriah dan Irak yang
dulu disebut ISIS namun kini hanya disebut IS (Negara Islam) itu.
Menurut Annahar Daily, Nasrallah memperingatkan bahwa "kebijakan
Lebanon untuk menjauhkan diri" bukan pendekatan yang "realistis dan
benar" guna melindungi negeri itu dari bahaya kaum fanatik ISIS.
Negara Islam yang sempalan Alqaeda kini menguasai banyak kota besar
di lembah Sungai Tigris dan Eufrat di sebelah utara dan barat ibukota
Irak Baghdad dan sebagian Suriah yang membentang dari perbatasan Irak di
bagi timur sampai Aleppo di barat laut.
"Kelompok ini telah melakukan pembantaian, membunuh tahanan dan
warga sipil di Irak dan Suriah, dan juga membunuh orang yang dekat
dengannya, seperti petempur An-Nusra. Lalu kelompok tersebut membunuh
orang dari berbagai faksi lain Islam di Deir Az-Zour dan Aleppo di
Suriah dan di Irak," kata harian itu, sebagaimana dikutip Xinhua.
Ia juga mengatakan, "Pembantaian yang telah dilakukan membahayakan
kaum Sunni khususnya dan ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) tak
melepaskan siapa pun di Irak seperti orang Kurdi, Yazidi, Syiah,
Kristen, Turkmen ... contoh ini tak berkaitan dengan Islam."
"Saya menyeru setiap orang Lebanon, Palestina, Irak, Suriah dan
setiap warga negara Teluk agar meninggalkan ketidakpedulian sektarian
dan menganggap fenomena ini bukan hanya ancaman terhadap orang Syiah.
Tak seorang pun bisa menganggap perang ini perang sektarian," katanya.
Hizbullah desak dunia Islam bersatu hadapi ISIS
Sabtu, 16 Agustus 2014 22:58 WIB