Gorontalo (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Gorontalo, Muljady Mario di Gorontalo, Kamis, mengatakan pihaknya menugaskan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Laboratorium Veteriner, untuk memeriksa dugaan penyebaran antraks di Kabupaten Gorontalo.
Seorang warga SR di Desa Mongolato, Kecamatan Telaga diduga terpapar antraks, sejak beberapa hari terakhir mengeluhkan gatal-gatal di tubuhnya, sakit kepala dan demam.
SR diduga tertular bakteri antraks, karena memiliki riwayat ternak kambing yang mati mendadak selama sebulan terakhir.
Seminggu sebelum Idul Adha lalu, SR pernah membeli enam ekor kambing di Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo.
Belakangan enam kambing yang ia beli semuanya mati dihari yang berbeda-beda.
“Nah beberapa minggu lalu, enam kambing lain yang memang ia pelihara mulai kurang nafsu makan dan sakit-sakitan. Satu ekor sempat disembelih untuk dikonsumsi. Dua ekor lain disembih dan dijual di daerah Kabupaten Pohuwato dan Boalemo,” kata Kepala UPTD Labvet Agustina Kilapong.
Warga tersebut selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Soboe (RSAS), untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
Pihak Labvet sudah mengambil sampel daging yang dikonsumsi dan yang masih tersimpan di lemari pendingin.
“Belum bisa kami pastikan apakah yang bersangkutan positif antraks. Sampel daging masih harus diperiksa untuk mendapatkan kepastian. Yang bersangkutan masih berstatus suspek antraks,” tambahnya.
Rencananya Jumat besok tim Labvet akan kembali turun untuk pelayanan kesehatan hewan.
Semua ternak radius satu kilometer dari TKP akan diberikan antibiotik, untuk mencegah penularan yang lebih masif.