Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Djafar Ismail, menyebut daerah berhak menolak para tenaga kerja asing (TKA) asal China yang akan kembali ke daerah itu, setelah memilih pulang ke negaranya saat virus corona mulai menyebar.
"Ini langkah pencegahan masuknya virus corona di daerah ini, namun perlu dikaji lebih mendalam mengingat para TKA asal China pun berhak masuk ke Indonesia selama mengantongi izin resmi," ungkapnya di Gorontalo, Jumat.
Diakuinya, publik di daerah itu sangat mengkhawatirkan penyebaran virus corona yang rentan masuk akibat banyaknya perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan TKA, didominasi asal China.
Keberadaan mereka seperti di lokasi Pembangunan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tomilito, di Desa Tanjung Karang, mencapai 199 orang, termasuk 76 orang yang memilih kembali ke negaranya merayakan tahun baru Imlek.
Tentu kekhawatiran muncul mengingat mereka yang pulang, akan kembali ke daerah ini.
Maka DPRD meminta, kata Djafar, agar pemerintah daerah suarakan kekhawatiran tersebut ke pemerintah pusat untuk berkoordinasi menyampaikan hak-hak penolakan sementara bagi para TKA asal China yang akan masuk ke daerah ini.
Termasuk instansi teknis terkait agar berkoordinasi dengan pihak Imigrasi, perusahaan dan pemerintah provinsi tentang kewaspadaan menanggapi kerentanan masuknya virus corona.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi setempat, Efendi Mobilingo mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Imigrasi Gorontalo, untuk mencegah 76 TKA China agar sementara ini belum masuk ke Gorontalo Utara.
Namun kata Efendi, pihak Imigrasi menyatakan kondisi itu sulit dihadapi mengingat para TKA tersebut masuk ke Indonesia, melalui bandara-bandara internasional.
Ditambah lagi, jika para TKA mengantongi izin resmi masuk ke negara ini.
Yang perlu dilakukan adalah, melakukan pengawasan melekat berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi, termasuk mempercayakan pemeriksaan terhadap setiap orang asing khususnya dari China yang masuk ke negara ini, melalui tim yang telah dibentuk.
Efendi menjelaskan, pada 29 Januari 2020, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, telah mengunjungi lokasi PLTU Tomilito, meninjau klinik kesehatan termasuk berdiskusi dengan tim kesehatan yang disiapkan pihak perusahaan.
Juga telah mengunjungi Pelabuhan Anggrek untuk melihat kapal asal China yang berlabuh di pelabuhan tersebut.
Kondisi para anak buah kapal telah dikomunikasikan dengan pihak Syahbandar dan rencananya kapal tersebut masih akan sandar hingga tiga hari ke depan.
Namun para anak buah kapal tetap dikarantina tidak bisa turun.
Mereka pun tetap menjalani prosedur pemeriksaan kesehatan termasuk cek suhu badan dan tahapan itu sudah diterapkan sebelum kapal sandar di pelabuhan tersebut.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
"Ini langkah pencegahan masuknya virus corona di daerah ini, namun perlu dikaji lebih mendalam mengingat para TKA asal China pun berhak masuk ke Indonesia selama mengantongi izin resmi," ungkapnya di Gorontalo, Jumat.
Diakuinya, publik di daerah itu sangat mengkhawatirkan penyebaran virus corona yang rentan masuk akibat banyaknya perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan TKA, didominasi asal China.
Keberadaan mereka seperti di lokasi Pembangunan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tomilito, di Desa Tanjung Karang, mencapai 199 orang, termasuk 76 orang yang memilih kembali ke negaranya merayakan tahun baru Imlek.
Tentu kekhawatiran muncul mengingat mereka yang pulang, akan kembali ke daerah ini.
Maka DPRD meminta, kata Djafar, agar pemerintah daerah suarakan kekhawatiran tersebut ke pemerintah pusat untuk berkoordinasi menyampaikan hak-hak penolakan sementara bagi para TKA asal China yang akan masuk ke daerah ini.
Termasuk instansi teknis terkait agar berkoordinasi dengan pihak Imigrasi, perusahaan dan pemerintah provinsi tentang kewaspadaan menanggapi kerentanan masuknya virus corona.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi setempat, Efendi Mobilingo mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Imigrasi Gorontalo, untuk mencegah 76 TKA China agar sementara ini belum masuk ke Gorontalo Utara.
Namun kata Efendi, pihak Imigrasi menyatakan kondisi itu sulit dihadapi mengingat para TKA tersebut masuk ke Indonesia, melalui bandara-bandara internasional.
Ditambah lagi, jika para TKA mengantongi izin resmi masuk ke negara ini.
Yang perlu dilakukan adalah, melakukan pengawasan melekat berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi, termasuk mempercayakan pemeriksaan terhadap setiap orang asing khususnya dari China yang masuk ke negara ini, melalui tim yang telah dibentuk.
Efendi menjelaskan, pada 29 Januari 2020, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, telah mengunjungi lokasi PLTU Tomilito, meninjau klinik kesehatan termasuk berdiskusi dengan tim kesehatan yang disiapkan pihak perusahaan.
Juga telah mengunjungi Pelabuhan Anggrek untuk melihat kapal asal China yang berlabuh di pelabuhan tersebut.
Kondisi para anak buah kapal telah dikomunikasikan dengan pihak Syahbandar dan rencananya kapal tersebut masih akan sandar hingga tiga hari ke depan.
Namun para anak buah kapal tetap dikarantina tidak bisa turun.
Mereka pun tetap menjalani prosedur pemeriksaan kesehatan termasuk cek suhu badan dan tahapan itu sudah diterapkan sebelum kapal sandar di pelabuhan tersebut.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020