Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan Gorontalo Edi Witanto mengatakan dari hasil pengujian di laboratorium, tidak ditemukan bakso mengandung formalin di Kota Gorontalo.

"Kami tidak hanya melakukan pengujian sekarang, tapi sudah rutin mengambil sampel dan mengujinya sejak 2010 sampai saat ini," katanya di Gorontalo, Kamis.

Sebelumnya, sejumlah peneliti Universitas Negeri Gorontalo mempublikasikan hasil penelitian yang menyatakan bahwa 90 persen bakso yang dijual di wilayah itu mengandung formalin.

Menurutnya, beberapa waktu lalu BPOM diundang oleh DPRD Kota Gorontalo untuk berkoordinasi dan memberikan penjelasan mengenai bakso yang mengandung formalin.

"Dinas Kesehatan juga mengambil sampel secara acak di 46 titik dan hasilnya hanya ada dua yang negatif dengan metode pengujian menggunakan test kit. Dua sampel ini kemudian akan diberikan pada BPOM untuk diuji lebih dalam lagi," jelasnya.

Metode pengujian kandungan formalin pada makanan yang digunakan pihaknya, kata dia, adalah metode Hans dengan cara destilasi hingga diperoleh hasil yang lebih akurat.

Sementara itu, peneliti dari UNG Siwastiana Taha menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan metode yang berbeda dengan BPOM dalam menguji kandungan formalin dalam bakso.

"Kami menggunakan metode oksidasi sederhana dengan kalium permanganat. Tapi yang harus digarisbawahi adalah kita tidak perlu memperdebatkan siapa yang benar karena metode juga berbeda," tukasnya.

Ia bersama peneliti lainnya juga mengaku bisa mempertanggungjawabkan penelitian yang telah dipublikasikan melalui media massa itu, karena melakukannya sesuai prosedur yang ada.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015