Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail menerima hadiah buku di hari ulang tahunnya, berjudul "Meniti Jalan Pengabdian, Mendalami Pemikiran dan Kepemimpinan Gusnar Ismail".
Buku itu resmi diluncurkan bertepatan dengan acara peletakan batu pertama pembangunan Gorontalo Islamic Centre (GIC) di Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Jumat.
Peluncuran buku itu menjadi momen istimewa karena bertepatan dengan hari ulang tahun ke-66 Gusnar.
Buku tersebut ditulis oleh tiga Juru Bicara Gubernur Gorontalo, yakni Alvian Mato, Supriyanto Radjak dan Novalliasnyah Abdussamad.
Alvian mengatakan mereka menyusun perjalanan panjang Gusnar Ismail dari seorang anak kampung di tepi Danau Limboto hingga menjadi pemimpin daerah, dengan menekankan sisi-sisi personal dan pemikiran yang jarang diungkap ke publik.
Dalam buku itu, Gusnar digambarkan tumbuh di lingkungan keluarga sederhana yang mengajarkan kejujuran, doa dan kerja keras.
Perjalanan hidupnya tidak digambarkan sebagai lompatan besar, melainkan langkah-langkah kecil penuh keraguan, jatuh, bangkit dan terus belajar.
Mulai dari sekolah negeri, organisasi pelajar, HMI, pergulatan di dunia kerja hingga akhirnya masuk ke birokrasi dan memimpin Provinsi Gorontalo.
Penulis buku itu juga menyoroti pergulatan batin Gusnar dalam mengambil keputusan sulit, menggambarkannya sebagai manusia biasa yang tetap menjaga nilai keagamaan, adat dan integritas.
Buku ini menampilkan bahwa jabatan bagi Gusnar Ismail bukanlah hadiah, tetapi amanah yang harus dijalankan dengan kesadaran moral.
Selain kisah kepemimpinan, buku ini menyentuh pengalaman universal: mahasiswa yang merantau, aktivis muda dalam organisasi, hingga pekerja yang menghadapi realitas dunia birokrasi. Namun berbeda dengan kebanyakan tokoh, Gusnar tetap membawa idealisme dalam batas-batas yang realistis, menjadikan kepemimpinannya terasa lebih manusiawi.
Buku ini juga tidak menutupi kontroversi dan dinamika yang muncul sepanjang kariernya.
Para penulis mengajak pembaca melihat proses batin di balik setiap keputusan, bukan sekadar apa yang tampak di permukaan atau diberitakan media.
Dengan gaya naratif yang mengalir, “Meniti Jalan Pengabdian” menjadi refleksi kepemimpinan yang relevan bagi mahasiswa, aktivis, birokrat muda, politisi dan masyarakat umum.
Buku ini menegaskan pemimpin yang baik bukanlah yang tanpa salah, tetapi yang mampu menjaga kompas moral di tengah tekanan.
Peluncuran buku di momen bersejarah pembangunan Masjid Raya Gorontalo semakin menegaskan nilai spiritual yang melekat dalam perjalanan hidup Gusnar Ismail, sekaligus menjadi hadiah ulang tahun ke-66 yang penuh makna.
