Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) menemukan 800 berita bohong (hoaks) yang menyebar di sejumlah media sosial terkait COVID-19.

"Ini sesuai dengan rilis yang disampaikan Kemenkominfo kepada para pengurus Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) se-Indonesia," kata Sekretaris KIM Pamekasan Hebat Pamekasan Fathol Arifin kepada ANTARA di Pamekasan, Kamis.

Pada musim pandemi corona, Kemenkominfo RI memanfaatkan KIM se-Indonesia agar bisa membantu menyampaikan informasi di media blog yang dikelolanya tentang penanganan virus Corona.

Selain itu, Kemenkominfo juga sering menyampaikan rilis tentang temuan adanya berita bohong yang banyak menyebar di media sosial, seperti facebook, twitter dan instagram.

Menurut Arif, sapaan karib Fathol Arifin ini, selama musim corona berita bohong yang banyak beredar di media sosial tentang memang kebanyakan tentang virus Corona.

Ada yang berisi tentang serbuan tenaga kerja asing (TKA) dan sejumlah kejadian penting lainnya. "Fakta ini menunjukkan bahwa saat ini masih marak beredar berita bohong, sehingga masyarakat perlu mewaspadai hal ini," katanya.

Oleh karenanya, sambung dia, sebagai kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian dan komitmen pada bidang melek informasi, KIM berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang mendidik dan seimbang, bukan memojokkan, apalagi menyebarkan berita bohong," katanya, menjelaskan.

Berita bohong lainnya yang juga menjadi catatan Kemenkominfo RI tentang puasa Ramadhan harus mengulang.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020