Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo Herum Fajarwati menyebut persentase kemiskinan di daerah itu pada Maret 2020, turun 0,09 persen atau menjadi 15,22 persen jika dibandingkan dengan periode September 2019 sebesar 15,31 persen. 

Meski persentase kemiskinan turun 0,09 persen, namun jumlah penduduk miskin di Gorontalo mengalami kenaikan sebanyak 310 orang dibandingkan kondisi September 2019 sebesar 184,71 ribu orang. 

Hal itu disebabkan  bertambahnya jumlah penduduk yang lebih tinggi dibanding jumlah penduduk miskin.

"Jika dibandingkan dengan Maret 2019 itu kita di posisi 15,52 persen. Jadi terus mengalami penurunan hingga Maret 2020 menjadi 15,22 persen," ungkap Herum di Gorontalo, Rabu.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 3,99 persen, juga mengalami penurunan pada Maret 2020 menjadi 3,97 persen. 

Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2019 sebesar 23,57 persen, turun menjadi 23,45 persen pada Maret 2020.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pada periode survei Maret 2020 Gorontalo menjadi satu dari 12 provinsi di Indonesia yang mengalami penurunan presentase kemiskinan dan sisanya 22 provinsi mengalami kenaikan. 

Secara nasional, persentase kemiskinan juga naik pada Maret 2020.

"Beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya persentase kemiskinan Gorontalo yakni besaran inflasi antara September 2019 sampai Maret 2020 hanya 0,20 persen, sehingga tidak begitu mengganggu kebutuhan konsumsi masyarakat," katanya.

Sejumlah kebutuhan pokok tidak mengalami lonjakan signifikan seperti beras naik 1,55 persen, gula pasir 3,55 persen dan telur ayam turun 6,82 persen. 

Selain itu, musim panen juga masih terjadi pada bulan Maret 2020.

Di sisi lain, kinerja program bantuan sosial juga dinilainya sangat baik. 

Pada September 2019 nilai Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp110.000, sementara pada Maret 2020 naik menjadi Rp150.000 per Kelompok Penerima Manfaat (KPM). 

Bantuan ini ditambah dengan program sosial yang intensif dilakukan oleh pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.

"Kenapa Gorontalo itu turun sementara nasional secara umum naik, karena Gorontalo berbeda dengan provinsi lain. Semuanya terdampak covid-19, tapi di Gorontalo terjadi kasus baru pada 9 April 2020 jadi sudah di luar periode pendataan," ungkapnya.

Ia juga optimistis dapat mencapai penurunan persentase kemiskinan Gorontalo, sesuai RPJMD 2017-2022 sebesar 15,14 persen. 

"Seandainya tidak terjadi pandemi seperti sekarang saya sangat optimis bisa tercapai. Melihat program pengentasan kemiskinan di provinsi yang begitu massif, kabupaten dan kota juga konsen sangat tinggi," tambahnya.**

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020