Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara (Gorut), Provinsi Gorontalo, Wisye Pangemanan, meminta pemerintah daerah setempat cepat menyerap aspirasi petani beras di daerah itu, karena produksi melimpah tidak diimbangi dengan kemudahan dalam pemasaran.

"Pemerintah daerah perlu mencarikan solusi agar beras produksi lokal laku terjual, mengingat kondisi ini terus diaspirasikan petani," katanya, di Gorontalo, Jumat.

Produksi beras surplus namun petani sulit menjual karena harus berebut pasar dengan beras dari luar daerah.

DPRD mendesak pemerintah daerah agar secepatnya menindaklanjuti kondisi tersebut.

"Saya pribadi sangat prihatin saat mengunjungi gudang-gudang beras, stoknya belum bergerak dampak permintaan pasar yang mengalami penurunan," kata dia.

Petani mengeluhkan jika beras tidak terjual, sulit bagi mereka mengembalikan modal khususnya biaya produksi selama 120 hari mulai dari pembibitan hingga pascapanen.

"Meski panen melimpah tapi kami tidak merasa senang apalagi puas, karena tidak bisa menikmati hasil akibat beras sulit terjual," kata Wisye menirukan keluhan petani.

Kata dia, DPRD menawarkan solusi kepada pemerintah daerah, diantaranya agar penyaluran bantuan beras melalui program keluarga harapan (PKH) agar pengadaannya dibeli dari petani lokal.

"Jangan membeli beras dari luar daerah, sebab jika beras lokal tidak terjual, dikhawatirkan akan berdampak pada musim tanam berikutnya," katanya.

Sebab berpotensi timbulnya keengganan pada petani untuk menanam karena sulit memasarkan hasil panen beras.

"Hal ini tidak boleh terjadi," katanya pula.

Solusi lainnya, yaitu pemerintah daerah perlu melakukan terobosan dalam penyaluran bantuan di sektor pertanian.

Jangan di hulu saja yang dibantu, namun hilirnya pun perlu dibantu baik terkait pengolahan pascapanen dan pemasaran atau membuka pasar yang luas agar beras dari daerah ini lebih diminati.

Transfer teknologi yang lebih modern dalam pengolahan pascapanen pun perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas beras di daerah ini.***

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021