Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Kamis, mengatakan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA/SMK tahun 2021, memiliki niat yang baik.
“Sistem zonasi ini untuk memberikan rasa keadilan bagi siswa, agar mendapatkan akses pendidikan sesuai dengan sekolah-sekolah yang ada di lingkungan peserta didik. Jadi intinya semua sekolah harus terisi, tidak ada lagi penumpukan di sekolah-sekolah yang katanya favorit," tukasnya di Gorontalo.
Menurutnya, pelabelan sekolah favorit memicu keinginan untuk mendaftar meski tidak sesuai zonasi.
"Saya katakan tidak ada sekolah favorit, semua sekolah tujuannya untuk mencerdaskan anak bangsa,” tambahnya.
Gubernur mengungkapkan, beberapa hari lalu ada orang tua murid yang sempat melakukan aksi protes di Dinas Dikbudpora terkait sulitnya pendaftaran dengan sistem zonasi.
Ia meminta orang tua siswa untuk tetap bersabar dan tidak panik, karena siswa akan diterima sekolah yang dituju bila memenuhi persyaratan yang ada.
“Saya minta dinas membuatkan aplikasi yang transparan, biar masyarakat tahu alurnya dan paham bila ada persyaratan yang tidak terpenuhi," tambahnya.
Kepala Dikbudpora Provinsi Gorontalo Wahyudin Katili mengatakan, pihaknya sebisa mungkin mencarikan jalan keluar untuk setiap permasalahan yang terjadi dalam sistem zonasi.
Ia menyarankan kepada orang tua murid, untuk segera mendaftar dan jangan menunda-nunda karena proses pembelajaran untuk kurikulum baru akan segera dimulai.
“Segera dari sekarang cari informasi, kalau perlu temui kami di kantor Dikbudpora akan kami bantu carikan solusinya. Tapi jangan memaksa terus menerus untuk berusaha masuk di sekolah-sekolah yang dianggap favorit seperti SMA 1, SMA 3, di situ sudah penuh tidak bisa menampung. Untuk hal ini kami tidak punya solusi. Solusinya kami menyarankan sekolah-sekolah yang masih ada kuotanya dan masih sesuai dengan zonasi,” jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
“Sistem zonasi ini untuk memberikan rasa keadilan bagi siswa, agar mendapatkan akses pendidikan sesuai dengan sekolah-sekolah yang ada di lingkungan peserta didik. Jadi intinya semua sekolah harus terisi, tidak ada lagi penumpukan di sekolah-sekolah yang katanya favorit," tukasnya di Gorontalo.
Menurutnya, pelabelan sekolah favorit memicu keinginan untuk mendaftar meski tidak sesuai zonasi.
"Saya katakan tidak ada sekolah favorit, semua sekolah tujuannya untuk mencerdaskan anak bangsa,” tambahnya.
Gubernur mengungkapkan, beberapa hari lalu ada orang tua murid yang sempat melakukan aksi protes di Dinas Dikbudpora terkait sulitnya pendaftaran dengan sistem zonasi.
Ia meminta orang tua siswa untuk tetap bersabar dan tidak panik, karena siswa akan diterima sekolah yang dituju bila memenuhi persyaratan yang ada.
“Saya minta dinas membuatkan aplikasi yang transparan, biar masyarakat tahu alurnya dan paham bila ada persyaratan yang tidak terpenuhi," tambahnya.
Kepala Dikbudpora Provinsi Gorontalo Wahyudin Katili mengatakan, pihaknya sebisa mungkin mencarikan jalan keluar untuk setiap permasalahan yang terjadi dalam sistem zonasi.
Ia menyarankan kepada orang tua murid, untuk segera mendaftar dan jangan menunda-nunda karena proses pembelajaran untuk kurikulum baru akan segera dimulai.
“Segera dari sekarang cari informasi, kalau perlu temui kami di kantor Dikbudpora akan kami bantu carikan solusinya. Tapi jangan memaksa terus menerus untuk berusaha masuk di sekolah-sekolah yang dianggap favorit seperti SMA 1, SMA 3, di situ sudah penuh tidak bisa menampung. Untuk hal ini kami tidak punya solusi. Solusinya kami menyarankan sekolah-sekolah yang masih ada kuotanya dan masih sesuai dengan zonasi,” jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021