Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, memberdayakan Teripang Susu dari daerah itu untuk memenuhi permintaan pasar ekspor.

"Teripang Susu dari daerah ini, diminati pasar ekspor dengan harga yang menarik. Peluang ini wajib ditangkap oleh para pelaku produk olahan laut. DPRD mendukung pemerintah daerah untuk mendampingi pelaku usaha di tingkat bawah," kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara, Mikdad Yeser, di Gorontalo, Minggu.

Teripang adalah salah satu komoditas kelautan yang memiliki pasar ekspor. Bila digeluti dengan baik, bisa menyejahterakan pelaku khususnya nelayan tradisional yang tertarik menangkap peluang usaha ini. Apalagi ada beberapa pengumpul yang biasa menerima teripang baik dalam kondisi basah maupun kering.

Teripang dari daerah ini dijual dalam bentuk original atau belum diolah dan dikemas menjadi produk olahan. Sehingga ada banyak peluang yang dapat dilakukan untuk mendorong nelayan maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menghasilkan teripang olahan dengan mutu dan kualitas terbaik.

"Saya harap, pemerintah daerah dapat mengusahakannya. Mengingat produk olahan teripang sangat laris di pasar ekspor dan nilai jual pun lumayan tinggi," kata Mikdad.

Penampung kecil Teripang Susu, di Desa Dunu, Kecamatan Monano, Suratin Manggabai, mengatakan, mengirim produk tersebut ke Makassar, Sulawesi Selatan.

"Saya mengirim ke penampung besar di Makassar. Untuk Teripang Susu basah dihargai Rp500 ribu per kilo gram. Kering dihargai Rp2 juta per kilo gram. Saya rata-rata mengirim teripang kering sebab harganya lebih menguntungkan. Namun saat musim hujan, kendala pengeringan harus dihadapi," kata Suratin.

Cara pengeringan tradisional di tepi pantai cukup baik dan diakui kualitasnya namun cukup sulit dicapai dalam jumlah banyak saat musim hujan. "Sehingga peralatan pengeringan sangat diperlukan. Namun biayanya cukup tinggi, belum bisa kami adakan sendiri," katanya.

Permintaan Teripang Susu cukup tinggi. Hanya saja kata Suratin, produksi di daerah itu masih kurang. Karena pelaku di tingkat bawah masih sedikit terkendala dengan alat tangkap memadai.

"Rata-rata saya mengirim 10 kilo gram dalam sebulan. Namun biasanya pun tergantung pasokan. Sebab di musim tertentu, teripang akan mudah diperoleh sehingga produksinya bisa banyak. Namun di beberapa waktu tertentu, cukup sulit memenuhi permintaan karena minim pasokan. Apalagi untuk teripang kering," katanya.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023