Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya mengatakan Kantor Berita Antara dapat membantu mempopulerkan potensi komoditas kelapa di daerah itu, yang ditargetkan dapat menembus pasar dunia.
"Saya akui beberapa negara Eropa melirik komoditas kelapa Gorontalo. Ternyata mereka mendapatkan informasi jika kelapa Gorontalo dibudidayakan dengan sistem organik atau alami. Ini menjadi ketertarikan negara luar," kata Gubernur Ismail, di Gorontalo, Selasa.
Penjabat Gubernur tersebut melakukan pertemuan silaturahmi dengan Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA Kemal Gani, anggota dewas Mayong Suryo Laksono, Kepala Biro Gorontalo Debby Mano dan didampingi Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Gorontalo Rifli Katili.
Ia berharap target untuk menembus pasar dunia itu dapat terealisasi dengan bantuan Kantor Berita Antara, yang terus memberitakan terkait potensi komoditas kelapa di Gorontalo.
Gubernur memaparkan seluruh potensi yang dimiliki Gorontalo di seluruh kabupaten/kota dengan berbagai potensi yang dimiliki, termasuk pertanian dan perkebunan.
Ia menyampaikan ketertarikan negara-negara Eropa terhadap komoditas kelapa Gorontalo.
"Saya meyakini jika kita terus mendorong petani kelapa untuk meningkatkan produksi, tentu kelapa dalam (lokal) Gorontalo akan kembali berjaya hingga dapat memenuhi permintaan tersebut. Apalagi ada potensi lahan lebih dari 30 ribu hektare untuk menanam kelapa di daerah ini," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Gorontalo sangat mengapresiasi peran Kantor Berita ANTARA yang sangat intensif memberitakan seluruh kegiatan pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
"Saya yakin dan percaya terhadap konsistensi Kantor Berita Antara dalam menyampaikan informasi kepada publik melalui pemberitaan yang dihasilkan," katanya pula.
Masyarakat di Kota Gorontalo hingga pelosok dengan mudah mendapatkan informasi akurat, terpercaya dan faktual terhadap pencapaian program dan kegiatan pemerintah daerah.
Termasuk ANTARA, sangat diyakini mampu menepis pemberitaan hoaks.
"Saya berharap kerja sama dalam penyebarluasan informasi oleh Kantor Berita Antara dapat terus terjalin. Kita menyampaikan informasi mencerahkan, memberi edukasi serta motivasi bagi masyarakat khususnya dalam meningkatkan perekonomian melalui produksi pertanian, perikanan dan perkebunan yang dimiliki," katanya.
Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA Kemal Gani mengatakan kewajiban pihaknya untuk melakukan pengawasan terhadap Antara hingga ke biro di daerah, serta memberi dorongan dan semangat dalam menjalankan peran kantor berjta termasuk menginformasikan perkembangan maupun kinerja pemerintah daerah di setiap provinsi.
"Ini penting dilakukan supaya masyarakat mendapatkan informasi terkait perkembangan dan keberhasilan program dan kegiatan pemerintah daerah yang telah dijalankan. Demikian sebaliknya, melalui pemberitaan yang dilakukan Kantor Berita ANTARA, masyarakat dapat mengikutinya dengan cepat, akurat, dan dimana saja," kata Kemal Gani.
Ia berharap di setiap daerah termasuk Provinsi Gorontalo, hubungan kerja sama dengan Gubernur, para Bupati dan Wali Kota dapat terus terjaga dengan baik.
Kantor Berita ANTARA pun dapat melaksanakan tugas dengan baik, menghadirkan produk jurnalistik yang berimbang.
"Silaturahmi dengan pemerintah provinsi ini termasuk dalam mengembangkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik, dan yang kurang tentu akan terus kita perbaiki," kata Ketua Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA tersebut.
Anggota Dewan Pengawas Mayong Suryo Laksono mengatakan keberadaan 33 biro Kantor Berita ANTARA di Indonesia dari 38 provinsi yang ada tentu memiliki posisi yang berbeda-beda di setiap daerah.
Setiap biro berperan besar dalam pemberitaan daerah, sehingga masyarakat memiliki beragam informasi termasuk kinerja pemerintah.
Ia berharap kolaborasi kantor berita dan pemda dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat luas, terutama dalam hal informasi.
Pertemuan Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya dan Dewan Pengawas Kantor Berita ANTARA berlangsung di ruang kerja gubernur di Kantor Gubernur setempat. (ANTARA/Susanti Sako)
