Wakil Bupati Gorontalo Hendra S. Hemeto mengatakan keberhasilan penurunan stunting di kabupaten tersebut membutuhkan kerja sama multi sektor sehingga target yang ditetapkan tercapai.
"Kerja sama yang solid adalah kunci untuk mencapai target penurunan stunting yang signifikan," ucap Hendra Hemeto di Gorontalo, Sabtu.
Ia menekankan bahwa penurunan stunting tidak hanya menjadi tugas sektor kesehatan, tetapi melibatkan sinergitas antara sektor pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Dalam mewujudkan hal itu kata Hendra, ia telah mengikuti rapat strategis dengan mengumpulkan berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah, tokoh masyarakat dan lembaga kesehatan, untuk bersama-sama merancang strategi yang efektif dalam menangani permasalahan tengkes di Kabupaten Gorontalo.
Hendra menjelaskan, kegiatan tersebut bukan hanya sebatas rapat koordinasi, melainkan juga menjadi momentum penandatanganan komitmen bersama oleh semua peserta.
Komitmen itu mencakup langkah-langkah konkret dari masing-masing sektor, secara jelas menegaskan keterlibatan aktif untuk mendukung program penurunan stunting di Kabupaten Gorontalo.
Wakil Bupati Hendra S. Hemeto mengajak seluruh peserta untuk berkomitmen nyata dalam menjaga kesehatan anak-anak di Kabupaten Gorontalo. Ia meyakini bahwa melalui sinergi yang kuat, Kabupaten Gorontalo mampu menekan angka tengkes dan meningkatkan kualitas kesehatan generasi penerus.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Provinsi Gorontalo melakukan diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Tahap II tingkat Kabupaten Gorontalo tahun 2023.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gorontalo Roni Sampir mengatakan, saat ini angka stunting di daerahnya mulai turun dengan adanya program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), walaupun banyak kendala di lapangan berdasarkan hasil audit.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menyebutkan prevalensi tstunting di Provinsi Gorontalo sebesar 23,8 persen.
khusus di Kota Gorontalo sebesar 19,1 persen, Kabupaten Gorontalo 30,8 persen, Kabupaten Bone Bolango 22,3 persen, Kabupaten Boalemo 29,9 persen, Gorontalo Utara 29,3 persen, dan Kabupaten Pohuwato 6,4 persen.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat pada angka 5 persen dari 31 sasaran yang dijadikan sampel.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
"Kerja sama yang solid adalah kunci untuk mencapai target penurunan stunting yang signifikan," ucap Hendra Hemeto di Gorontalo, Sabtu.
Ia menekankan bahwa penurunan stunting tidak hanya menjadi tugas sektor kesehatan, tetapi melibatkan sinergitas antara sektor pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Dalam mewujudkan hal itu kata Hendra, ia telah mengikuti rapat strategis dengan mengumpulkan berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah, tokoh masyarakat dan lembaga kesehatan, untuk bersama-sama merancang strategi yang efektif dalam menangani permasalahan tengkes di Kabupaten Gorontalo.
Hendra menjelaskan, kegiatan tersebut bukan hanya sebatas rapat koordinasi, melainkan juga menjadi momentum penandatanganan komitmen bersama oleh semua peserta.
Komitmen itu mencakup langkah-langkah konkret dari masing-masing sektor, secara jelas menegaskan keterlibatan aktif untuk mendukung program penurunan stunting di Kabupaten Gorontalo.
Wakil Bupati Hendra S. Hemeto mengajak seluruh peserta untuk berkomitmen nyata dalam menjaga kesehatan anak-anak di Kabupaten Gorontalo. Ia meyakini bahwa melalui sinergi yang kuat, Kabupaten Gorontalo mampu menekan angka tengkes dan meningkatkan kualitas kesehatan generasi penerus.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Provinsi Gorontalo melakukan diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Tahap II tingkat Kabupaten Gorontalo tahun 2023.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gorontalo Roni Sampir mengatakan, saat ini angka stunting di daerahnya mulai turun dengan adanya program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), walaupun banyak kendala di lapangan berdasarkan hasil audit.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menyebutkan prevalensi tstunting di Provinsi Gorontalo sebesar 23,8 persen.
khusus di Kota Gorontalo sebesar 19,1 persen, Kabupaten Gorontalo 30,8 persen, Kabupaten Bone Bolango 22,3 persen, Kabupaten Boalemo 29,9 persen, Gorontalo Utara 29,3 persen, dan Kabupaten Pohuwato 6,4 persen.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat pada angka 5 persen dari 31 sasaran yang dijadikan sampel.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023