Bupati Bone Bolango Merlan S Uloli menyebut dibutuhkan koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) guna menekan angka inflasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo pada bulan Ramadhan 1445 Hijriah.

"Koordinasi yang baik sangat penting untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, sehingga bisa berjalan secara maksimal," ucap Merlan Uloli di Bone Bolango, Kamis.

Menurut dia, TPID harus dapat mendeteksi lebih awal kenaikan harga kebutuhan pokok yang biasa terjadi pada bulan puasa. Hal itu dilakukan agar secepatnya bisa mencari solusi yang tepat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone Bolango Suparno mengungkapkan kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Bone Bolango dengan nilai 10,64 persen.

"Komoditi yang mempengaruhi kenaikan IPH ini yaitu beras, cabai rawit, dan cabai merah," ungkap Suparno.

Ia mengungkapkan, untuk harga beras di Kabupaten Bone Bolango pada hasil pendataan sementara bulan Maret berada pada angka Rp17.500 sampai Rp18.000/kilogram. Angka tersebut mengalami kenaikan dibanding bulan Februari 2024.

Sementara untuk harga cabai merah dan cabai rawit berdasarkan pendataan sementara bulan Maret tahun 2024 berada di harga masing-masing Rp40.000 dan Rp70.000/kilogram. Harga ini juga mengalami kenaikan jika dibandingkan bulan Februari tahun 2024.

Kepala Bulog Cabang Gorontalo Munafri Syamsudin membeberkan, guna menekan angka inflasi di Kabupaten Bone Bolango pihaknya bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah terkait gencar melakukan operasi pasar dengan menjual beras SPHP kepada masyarakat.

"Untuk stok yang ada di Bulog Insya Allah masih mencukupi hingga sebulan ke depan," kata Munafri.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024