Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Gorontalo, Rugaya Biki mengatakan Provinsi Gorontalo berada pada posisi yang rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti daerah lain di Indonesia.

Dampak tersebut meliputi turunnya produksi pangan, terganggunya ketersediaan air, tersebarnya hama dan penyakit tanaman serta penyakit manusia dan punahnya keanekaragaman hayati.

"Kegiatan pembangunan mengandung risiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan," kata Rugaya Biki di Gorontalo, Sabtu.

Kondisi tersebut menurutnya dapat mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban sosial.

"Fakta menunjukkan kemampuan kita dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim, belum sebaik negara-negara maju. Karenanya ada kekhawatiran bahwa berbagai program pembangunan yang dilaksanakan tidak akan mencapai sasaran disebabkan oleh dampak perubahan iklim," jelasnya.

Lebih lanjut ia menguraikan bahwa yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim adalah masyarakat miskin yang menjadi fokus dari pelaksanaan pembangunan.

Untuk itu respon terhadap perubahan iklim perlu mensinergikan dengan sasaran program pengentasan kemiskinan.

Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung oleh aktifitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global.

Kondisi tersebut juga menyebabkan perubahan variabilitas iklim alamiah, yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

Rugaya menambahkan, strategi pembangunan untuk menghadapi perubahan iklim harus didasarkan pada pengalaman dan kemampuan yang dibangun dalam rangka menghadapi resiko iklim saat ini.

"Dengan demikian, penyusunan agenda menghadapi perubahan iklim dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana (RAN-PRB)," tambahnya. 

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016