Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo berharap ritual mandi Safar ditetapkan menjadi wisata budaya penunjang pariwisata di daerah itu.

"Ritual mandi Safar merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Gorontalo. Ritual ini diharapkan menjadi andalan wisata budaya di daerah ini karena konsisten dilakukan setiap tahun. Ritual ini dipusatkan di Desa Buata Kecamatan Atinggola," kata Ketua DPRD Gorontalo Utara Roni Imran di Gorontalo, Kamis.

Ritual yang selalu dinanti masyarakat lokal ini diharapkan dapat diolah menjadi wisata budaya dan religi.

Daya tariknya dengan mandi beramai-ramai di sungai maupun pantai, dapat menarik kunjungan pariwisata.

"Kami pun (DPRD) akan memperjuangkan alokasi anggaran yang cukup untuk membangun infrastruktur pendukung yang akan menunjang keberlangsungan ritual mandi Safar baik sebagai upacara tolak bala maupun daya tarik pariwisata yang akan mampu menarik kunjungan wisatawan ke daerah ini," kata Roni.

Ketua DPRD sementara periode 2024 hingga 2029 itu, mengikuti tradisi mandi Safar untuk menolak bencana atau tolak bala bersama jajaran pemerintah daerah setempat.

Sebelum ritual mandi digelar, masyarakat dipimpin imam dan dihadiri tokoh adat, serta pejabat pemerintah melakukan doa bersama dalam ruang adat (bulita).

Alokasi anggaran memadai pun diharapkan Roni, dapat dimanfaatkan untuk membangun gedung representatif sebagai tempat pelaksanaan doa sehingga lebih banyak masyarakat dapat hadir mengikuti pelaksanaan doa bersama.

Hadir pada kegiatan mandi Safar, Penjabat Bupati Gorontalo Utara Sila Botutihe, Sekretaris Daerah Suleman Lakoro, anggota DPRD kabupaten Dedi Dunggio, jajaran pemerintah daerah, kecamatan hingga desa serta masyarakat Atinggola dan sekitarnya.***

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024