Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Produksi ikan segar di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mulai diminati negara-negara Arab, seperti ikan Kakap, Bobara Putih dan Goropa berbagai jenis.

Rusban, salah seorang pengumpul ikan segar untuk kebutuhan ekspor, Selasa di Gorontalo mengatakan, tahun ini permintaan ikan segar dari negara-negara Arab cukup tinggi namun pihaknya belum optimal menyanggupi.

Mengingat harus bersaing dengan pelanggan dari beberapa daerah di Pulau Sulawesi, seperti Provinsi Sulawesi Selatan yang rutin melakukan permintaan, termasuk beberapa negara lainnya seperti Hongkong dan Singapura.

Tantangan besarnya dalam meningkatkan pengiriman ikan segar adalah tingginya harga kargo.

"Kami berharap, pemerintah mengatur harga kargo agar tidak terjadi peningkatan sehingga tidak berpengaruh pada permintaan ikan segar di daerah ini yang banyak diminati di tingkat nasional maupun dunia," ujar Rusban.

Di tingkat lokal, harga ikan segar saat ini mengalami peningkatan signifikan dipicu kelangkaan ikan di beberapa pelelangan seperti di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kwandang dan Gentuma.

Sef Alamri, penjual ikan di pasar tradisional Moluo mengatakan, harga ikan kembung atau malalugis saat ini dijual Rp20 ribu untuk lima ekor ukuran sedang.

Padahal harga sebelumnya berada di kisaran Rp10 ribu untuk 10-15 ekor ukuran sedang.

Sedangkan ikan tuna segar dijual Rp20 ribu per potong, goropa dan bobara Rp60 ribu per kilo gram dari harga sebelumnya Rp40 ribu-Rp50 ribu per kilo gram.

Sedikitnya nelayan yang melaut kata Sef, sangat memicu kenaikan harga ikan segar pasca lebaran Idul Fitri.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016