Museum Nasional Indonesia buka kembali pada 15 Oktober 2024 mendatang dengan daftar koleksi menarik yang dapat dilihat oleh publik, setelah ditutup akibat kebakaran yang terjadi pada 16 September 2023, dan terkait
Pada tanggal 12 Oktober diperingati sebagai Hari Museum Nasional. Berikut daftar koleksi di museum yang dapat dilihat:
Koleksi pameran repatriasi
Salah satu yang paling menarik dari beberapa koleksi Museum Nasional Indonesia ditampilkan di Pameran Repatriasi.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah berhasil melakukan repatriasi atau pemulangan kembali benda cagar budaya dari Belanda sejak tahun 1949.
Ada sembilan arca dari masa Kerajaan Singosari, salah satu yang menarik yakni arca Nandi tersenyum. Menurut Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia Ni Luh Putu Chandra Dewi, Nandi adalah kendaraan Dewa Siwa sekaligus penjaga kediaman Siwa, yang dalam Bahasa Sansekerta berarti kebahagiaan atau kepuasan.
Arca tersebut termasuk unik karena selama ini Indonesia belum pernah mengoleksi Nandi dengan keadaan tersenyum dan memiliki bagian-bagian tubuh yang lebih lengkap dibandingkan arca sebelumnya.
Arca Brahma bertangan empat juga menjadi koleksi baru yang ditampilkan di pameran repatriasi kali ini. Selama ini, Brahma dikenal memiliki dua tangan.
Selain itu, yang paling menarik perhatian juga arca Prajnaparamita, yang melambangkan sosok dewi kebijaksanaan, dan dikenal sebagai dewi yang paling cantik paras serta bentuk tubuhnya. Pelaksana Tugas Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra bahkan mengumpamakan arca tersebut sebagai “Monalisa-nya Indonesia”.
Terdapat juga arca Ganesha dari abad 1970, serta arca Bhairawa dari abad ke-13.
Di lantai dua, terdapat koleksi perhiasan dari masa kerajaan Lombok, selain itu juga beberapa koleksi jarahan Belanda dari Puputan (perang) Badung, Klungkung, dan Tabanan, Bali.
Pameran Wajah Nusantara
Tenaga Tata Ahli Pamer dan Kurator Museum Nasional Indonesia Aprina Murwanti menyampaikan, Gedung A berfungsi sebagai area Pameran Wajah Nusantara.
Salah satu yang menarik di gedung A yakni pameran warga dunia dari Nusantara, di mana pengunjung dapat memindai wajah dengan teknologi kecerdasan artifisial atau AI untuk melihat kemiripan dengan suku-suku yang menempati wilayah Sabang hingga Merauke.
Selain itu, di gedung A juga terdapat pameran temporer “Menabuh Nekara, Menyiram Api” yang mengisahkan tentang penyelamatan koleksi-koleksi Museum Nasional terdampak kebakaran.
Pengunjung juga dapat melihat data tentang jumlah koleksi terdampak, mulai dari yang berhasil hingga tak dapat diselamatkan.
Di gedung A bagian selasar selatan, pengunjung dapat melihat koleksi dari Mataram Kuno abad ke-8 dan 9, sedangkan di selasar utara ada koleksi dari Kerajaan Majapahit pada abad 10-15.
Ada 30 arca yang ditampilkan di gedung A, dari sebelumnya sekitar 200-an arca menjadi 30-40 arca agar pengunjung dapat menikmati koleksi dengan lebih leluasa.
Selain itu, di gedung A juga menampilkan pameran poros adab dan ilmu, dengan cerita-cerita tentang pentingnya mendahulukan adab sebelum ilmu.
Indonesia dikenal dengan sikap penduduknya yang beragam, penuh dengan keramahan dan adab, yang berbeda dengan budaya Barat, untuk itu pameran tersebut ditampilkan agar masyarakat Indonesia dapat mempelajari adab yang telah diwariskan dari nenek moyang dan perlu dipertahankan di masa kini.
Di gedung A juga terdapat ruangan imersif A, yang dilengkapi dengan teknologi kekinian menampilkan konten-konten sejarah Indonesia dengan pemetaan video atau video mapping dalam sudut 360 derajat.
Muruah Indonesia
Di Gedung B, pengunjung dapat melihat koleksi “Muruah Indonesia”, yang di dalamnya menceritakan tentang perjuangan Bangsa Indonesia saat kemerdekaan.
Narasi tentang perjuangan kemerdekaan penting untuk disampaikan karena banyak siswa yang masih belum begitu memahami tentang perjuangan bangsa, sehingga penting ditampilkan untuk nantinya diceritakan kembali pada unit-unit museum yang lain.
Melihat konservator bekerja
Di gedung C, pengunjung dapat merasakan langsung pengalaman para konservator bekerja. Terdapat laboratorium terbuka yang dapat diakses oleh masyarakat umum dan selama ini belum dipublikasikan.
Publik juga dapat melihat pameran kontemporer yang dilengkapi dengan fasilitas digital di gedung C.
Harga tiket masuk Museum Nasional sebesar Rp25 ribu untuk dewasa, dan Rp15 ribu untuk anak-anak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Museum Nasional buka lagi 15 Oktober, ini daftar koleksinya
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
Pada tanggal 12 Oktober diperingati sebagai Hari Museum Nasional. Berikut daftar koleksi di museum yang dapat dilihat:
Koleksi pameran repatriasi
Salah satu yang paling menarik dari beberapa koleksi Museum Nasional Indonesia ditampilkan di Pameran Repatriasi.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah berhasil melakukan repatriasi atau pemulangan kembali benda cagar budaya dari Belanda sejak tahun 1949.
Ada sembilan arca dari masa Kerajaan Singosari, salah satu yang menarik yakni arca Nandi tersenyum. Menurut Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia Ni Luh Putu Chandra Dewi, Nandi adalah kendaraan Dewa Siwa sekaligus penjaga kediaman Siwa, yang dalam Bahasa Sansekerta berarti kebahagiaan atau kepuasan.
Arca tersebut termasuk unik karena selama ini Indonesia belum pernah mengoleksi Nandi dengan keadaan tersenyum dan memiliki bagian-bagian tubuh yang lebih lengkap dibandingkan arca sebelumnya.
Arca Brahma bertangan empat juga menjadi koleksi baru yang ditampilkan di pameran repatriasi kali ini. Selama ini, Brahma dikenal memiliki dua tangan.
Selain itu, yang paling menarik perhatian juga arca Prajnaparamita, yang melambangkan sosok dewi kebijaksanaan, dan dikenal sebagai dewi yang paling cantik paras serta bentuk tubuhnya. Pelaksana Tugas Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra bahkan mengumpamakan arca tersebut sebagai “Monalisa-nya Indonesia”.
Terdapat juga arca Ganesha dari abad 1970, serta arca Bhairawa dari abad ke-13.
Di lantai dua, terdapat koleksi perhiasan dari masa kerajaan Lombok, selain itu juga beberapa koleksi jarahan Belanda dari Puputan (perang) Badung, Klungkung, dan Tabanan, Bali.
Pameran Wajah Nusantara
Tenaga Tata Ahli Pamer dan Kurator Museum Nasional Indonesia Aprina Murwanti menyampaikan, Gedung A berfungsi sebagai area Pameran Wajah Nusantara.
Salah satu yang menarik di gedung A yakni pameran warga dunia dari Nusantara, di mana pengunjung dapat memindai wajah dengan teknologi kecerdasan artifisial atau AI untuk melihat kemiripan dengan suku-suku yang menempati wilayah Sabang hingga Merauke.
Selain itu, di gedung A juga terdapat pameran temporer “Menabuh Nekara, Menyiram Api” yang mengisahkan tentang penyelamatan koleksi-koleksi Museum Nasional terdampak kebakaran.
Pengunjung juga dapat melihat data tentang jumlah koleksi terdampak, mulai dari yang berhasil hingga tak dapat diselamatkan.
Di gedung A bagian selasar selatan, pengunjung dapat melihat koleksi dari Mataram Kuno abad ke-8 dan 9, sedangkan di selasar utara ada koleksi dari Kerajaan Majapahit pada abad 10-15.
Ada 30 arca yang ditampilkan di gedung A, dari sebelumnya sekitar 200-an arca menjadi 30-40 arca agar pengunjung dapat menikmati koleksi dengan lebih leluasa.
Selain itu, di gedung A juga menampilkan pameran poros adab dan ilmu, dengan cerita-cerita tentang pentingnya mendahulukan adab sebelum ilmu.
Indonesia dikenal dengan sikap penduduknya yang beragam, penuh dengan keramahan dan adab, yang berbeda dengan budaya Barat, untuk itu pameran tersebut ditampilkan agar masyarakat Indonesia dapat mempelajari adab yang telah diwariskan dari nenek moyang dan perlu dipertahankan di masa kini.
Di gedung A juga terdapat ruangan imersif A, yang dilengkapi dengan teknologi kekinian menampilkan konten-konten sejarah Indonesia dengan pemetaan video atau video mapping dalam sudut 360 derajat.
Muruah Indonesia
Di Gedung B, pengunjung dapat melihat koleksi “Muruah Indonesia”, yang di dalamnya menceritakan tentang perjuangan Bangsa Indonesia saat kemerdekaan.
Narasi tentang perjuangan kemerdekaan penting untuk disampaikan karena banyak siswa yang masih belum begitu memahami tentang perjuangan bangsa, sehingga penting ditampilkan untuk nantinya diceritakan kembali pada unit-unit museum yang lain.
Melihat konservator bekerja
Di gedung C, pengunjung dapat merasakan langsung pengalaman para konservator bekerja. Terdapat laboratorium terbuka yang dapat diakses oleh masyarakat umum dan selama ini belum dipublikasikan.
Publik juga dapat melihat pameran kontemporer yang dilengkapi dengan fasilitas digital di gedung C.
Harga tiket masuk Museum Nasional sebesar Rp25 ribu untuk dewasa, dan Rp15 ribu untuk anak-anak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Museum Nasional buka lagi 15 Oktober, ini daftar koleksinya
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024