Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pohuwato alokasikan Rp1 miliar untuk pengembangan pariwisata Desa Torosiaje Laut, Kecamatan Popayato, yang pengelolaannya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta dana tersebut akan disalurkan pada September 2016.
"Pemkab Pohuwato ingin mendorong perekonomian masyarakat lebih baik, karena potensi yang ada sangat menjanjikan," jelas Kepala Dinas Pariwisata Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Pohuwato, Yunus Mohamad.
Sementara fungsi dari Pemkab sendiri hanyalah dalam bidang pengawasan, sementara pengelolaannya diserahkan ke masyarakat.
"Kami hanya menarik retribusi dari pengujung yang datang ke desa wisata tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, jika Dinas Pariwisata sudah berdiri sendiri, maka dana yang akan tersedia bisa lebih banyak dari saat ini.
Namun semua itu masih menunggu putusan DPRD terkait perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dalam usulan Pemkab, pariwisata harus pisah dari fungsi organisasi lainya, seperti perhubungan dan komunikasi yang saat ini terjadi.
Sementara itu Kepala Desa Torosiaje Laut, Jekson Sompah mengharapkan keseriusan Pemkab untuk menangani krisis air bersih, kebutuhan listrik dan pengelolaan sampah dari wisatawan.
Ia mencatat, lima persen dari 400 kepala kelaurga (KK) atau sekitar 1.490 jiwa belum bisa menikmati air bersih yang sudah disediakan pemkab.
"Bahkan lebih banyak tidak mengalir dari yang sudah tersedia. Dan pernah selama satu minggu lamanya," keluhnya.
Untuk mengantisipasinya, masyarakat terpaksa membeli air dari desa tetangga dengan harga cukup beragam. Mulai dari Rp4 ribu hingga Rp10 ribu sesuai banyaknya air yang dimanfaatkan.
Dan untuk kebutuhan penerangan, Jekson mengaku seluruh warganya sudah bisa menikmatinya dengan program listrik gratis yang dicanangkan pemerintah.
"Meski masih redup karena tidak stabil tegangannya," ujarnya.
Selain itu, masalah tata kelolah sampah dari warga maupun pengujung wisata masih belum dikelolah dengan baik dan benar.
Solusinya, kata Jekson adalah dengan mengadakan tong sampah bagi setiap warga atau di tempat-tempat tertentu, dan tong besar untuk pembuangan terakhir yang lokasinya berada di daratan.
"Selain itu kami butuh dua orang pegawai yang bertugas mengangkut sampah, jika berceceran di laut," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
"Pemkab Pohuwato ingin mendorong perekonomian masyarakat lebih baik, karena potensi yang ada sangat menjanjikan," jelas Kepala Dinas Pariwisata Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Pohuwato, Yunus Mohamad.
Sementara fungsi dari Pemkab sendiri hanyalah dalam bidang pengawasan, sementara pengelolaannya diserahkan ke masyarakat.
"Kami hanya menarik retribusi dari pengujung yang datang ke desa wisata tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, jika Dinas Pariwisata sudah berdiri sendiri, maka dana yang akan tersedia bisa lebih banyak dari saat ini.
Namun semua itu masih menunggu putusan DPRD terkait perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dalam usulan Pemkab, pariwisata harus pisah dari fungsi organisasi lainya, seperti perhubungan dan komunikasi yang saat ini terjadi.
Sementara itu Kepala Desa Torosiaje Laut, Jekson Sompah mengharapkan keseriusan Pemkab untuk menangani krisis air bersih, kebutuhan listrik dan pengelolaan sampah dari wisatawan.
Ia mencatat, lima persen dari 400 kepala kelaurga (KK) atau sekitar 1.490 jiwa belum bisa menikmati air bersih yang sudah disediakan pemkab.
"Bahkan lebih banyak tidak mengalir dari yang sudah tersedia. Dan pernah selama satu minggu lamanya," keluhnya.
Untuk mengantisipasinya, masyarakat terpaksa membeli air dari desa tetangga dengan harga cukup beragam. Mulai dari Rp4 ribu hingga Rp10 ribu sesuai banyaknya air yang dimanfaatkan.
Dan untuk kebutuhan penerangan, Jekson mengaku seluruh warganya sudah bisa menikmatinya dengan program listrik gratis yang dicanangkan pemerintah.
"Meski masih redup karena tidak stabil tegangannya," ujarnya.
Selain itu, masalah tata kelolah sampah dari warga maupun pengujung wisata masih belum dikelolah dengan baik dan benar.
Solusinya, kata Jekson adalah dengan mengadakan tong sampah bagi setiap warga atau di tempat-tempat tertentu, dan tong besar untuk pembuangan terakhir yang lokasinya berada di daratan.
"Selain itu kami butuh dua orang pegawai yang bertugas mengangkut sampah, jika berceceran di laut," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016