Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang mendiskusikan pengiriman pasukan pemelihara perdamaian ke Ukraina setelah adanya kesepakatan untuk mengakhiri konflik, lapor surat kabar The Telegraph, mengutip sumber-sumber terkait.

Pada awal pekan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia telah mendiskusikan dengan Macron sebuah inisiatif untuk menempatkan pasukan internasional di Ukraina.

Inisiatif itu mencakup kemungkinan perluasan pasukan dan keterlibatan negara-negara lain.

Rincian pembicaraan tersebut dirahasiakan, namun laporan itu menyebutkan bahwa Starmer belum sepenuhnya mendukung inisiatif ini, sedangkan Macron terus mendorong ide tersebut.

"Ada tantangan mengenai apa yang bisa kami dukung, apa yang ingin kami dukung, dan pertanyaan lebih luas tentang ancaman yang mungkin dihadapi pasukan tersebut dan apakah itu akan memperburuk situasi," kata salah satu sumber yang dikutip surat kabar tersebut.

Akhir tahun lalu, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan kepada Macron bahwa pasukan Polandia tidak akan masuk ke Ukraina meskipun ada gencatan senjata.

Sebelumnya, Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengatakan pihak Barat akan mengirimkan pasukan pemelihara perdamaian sekitar 100.000 personil untuk mengembalikan kemampuan tempur Ukraina.

SVR berpendapat bahwa ini akan menjadi pendudukan de facto terhadap Ukraina.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa pengiriman pasukan pemelihara perdamaian itu hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

Sumber: Sputnik-OANA



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Inggris, Prancis bahas kirim pasukan pemelihara perdamaian ke Ukraina

Pewarta: Primayanti

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025