Berlin (ANTARA) - Jerman pada Selasa memperingatkan tentang meningkatnya ancaman keamanan atas "perang hibrida" Rusia, dengan mengeklaim bahwa Rusia secara khusus menargetkan industri persenjataan negara tersebut.
"Kami adalah pendukung terbesar Ukraina di Eropa, itulah yang diinginkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin," kata Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser kepada surat kabar harian Suddeutsche Zeitung.
"Oleh karena itu, kami mengasumsikan situasi ancaman yang meningkat dan berbicara dengan perusahaan-perusahaan tentang perlindungan yang lebih baik - terutama dalam industri pertahanan," katanya.
"Situasi keamanan telah memburuk secara signifikan. Putin bertindak sama sekali tidak bermoral," tambahnya.
Faeser menunjuk pada apa yang disebutnya sebagai "kebrutalan" Putin dengan "melancarkan perang agresi terhadap penduduk sipil Ukraina", tetapi juga dalam "serangan dunia maya atau kampanye disinformasi."
Ada serangan terhadap infrastruktur dan perusahaan penting, dan ada juga peningkatan signifikan dalam insiden sabotase dan spionase, katanya.
Rusia telah lama menghadapi tuduhan dari barat karena melakukan perang hibrida, yang merupakan penggunaan cara konvensional dan tidak konvensional untuk menciptakan ketidakstabilan di negara-negara. Taktik tersebut dapat mencakup campur tangan pemilu, rencana pembunuhan, dan serangan terhadap infrastruktur asing.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius juga mengatakan serangan hibrida diluncurkan dari Rusia dan targetnya adalah Jerman.
"Putin terlibat dalam serangan hibrida, dan Jerman menjadi fokus utama. Dia mengenal kami dengan baik, Putin tahu cara menyindir kami," kata Pistorius kepada gerai media grup Funke.
Mendefinisikan perang hibrida sebagai "kombinasi operasi militer klasik, tekanan ekonomi, serangan komputer, dan propaganda di media dan jejaring sosial," katanya, sambil menambahkan bahwa tujuan penyerang secara khusus adalah untuk mengacaukan masyarakat.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jerman ingatkan kenaikan ancaman keamanan atas perang hibrida Rusia