Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Upaya Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menjadikan daerah itu sebagai destinasi wisata yang baru, harus dibarengi dengan kerja keras untuk mencapai target tersebut.

Provinsi Gorontalo memang banyak objek wisata alam maupun buatan yang bisa dioptimalkan sebagai destinasi wisata, baik wisatawan mancanegara maupun domestik.

Namun dari sekian banyak objek wisata yang ada, kendala utama harus dihadapi adalah niat dan kesungguhan pemerintah daerah dalam mengembangkan objek wisata tersebut, karena infrastruktur yang belum memadai serta kurangnya promosi menjadi faktor kendala sehingga pariwisata di daerah itu belum optimal.

Sebut saja pulau Saronde di Kabupaten Gorontalo Utara yang memiliki keindahan pasir putih maupun kekayaan biota laut, mulai dikunjungi wisatawan asing.

Seperti kunjungan sembilan kapal layar "yacht" dari lima negara yang mengikuti "Sail To Indonesia" bulan September 2016, sempat berlabuh di Pulau Saronde, Kecamatan Ponelo Kepulauan, untuk menikmati keindahan pantai dan pulau itu.

Namun infrastruktur pendukung seperti perlu diperhatikan lagi, baik itu jalan hingga penjualan souvenir khas daerah yang harus dioptimalkan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat, Frits Ano mengatakan para peserta rally yacht dari Kanada, Amerika, New Zealand, Australia dan Inggris berangkat dari Pelabuhan Kinabalu di Malaysia, kemudian memilih Gorontalo Utara tempat persinggahan untuk melihat keindahan alam itu.

Pemerintah daerah sempat menyambut secara adat dengan memperkenalkan budaya, keunggulan potensi wisata hingga kuliner.

Namun pemerintah setempat tidak harus puas dengan kunjungan itu, upaya promosi harus dilakukan secara berkesinambungan dengan membutuhkan kesungguhan hati dari jajaran pemangku kepentingan di daerah.

Objek wisata lainnya yang secara mendadak populer dan dikenal hingga ke mancanegara, yakni pantai Botubarani di Kabupaten Bone Bolango. Dimana sebanyak 16 ekor hiu paus terdampar di perairan itu dan menjadi tontonan masyarakat luas pada Mei 2016.

Walaupun akhir tahun hiu paus itu telah hilang, namun kunjungan wisatawan ke Bone Bolango tidak berhenti sampai di situ saja, karena mendorong pengunjung memanfaatan objek wisata pantai Olele dan Lombongo.

Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengatakan keberadaan 17 ekor hiu paus di Desa Botubarani turut mempopulerkan daerah ini dari sektor kelautan maupun pariwisata.

"Keberadaan 17 ekor hiu paus merupakan sebuah berkah bagi Kabupaten Bone Bolango, karena turut mempromosikan daerah, hingga banyak turis mancanegara mengunjungi daerah itu, baik melakukan penelitian hingga ada yang hanya melihat dari dekat ikan itu," katanya.

Di Kabupaten Bone Bolango pengolahan pariwisata berbasis masyarakat, jadi masyarakat yang mendapatkan penghasilan atau pendapatan dari wisata pantai atau dari wisata hiu paus ini.

Bupati menjelaskan berbagai jenis promosi telah dilakukan untuk mengenalkan objek wisata daerah itu ke masyarakat luas, salah satunya saat pameran nasional yang diikuti oleh 400 kabupaten yang digelar di Jakarta belum lama ini.

"Kita juga membentuk kelompok sadar wisata, agar masyarakat terlibat langsung dalam menjaga konservasi laut dan objek wisata lainnya," kata Bupati.

Selain dua objek wisata tadi, masih banyak objek wisata lain yang belum optimalkan dengan baik, seperti situs sejarah Benteng Otanaha di Kota Gorontalo, pulau Pulo Cinta di Kabupaten Boalemo, Pentadio Resort di Limboto hingga pantai "Pohon Cintah" di Kabupaten Pohuwato.

Sementara untuk mendukung target 12 juta wisatawan mancanegara dan 260 wisatawan nusantara se nasional, Provinsi Gorontalo menyiapkan sejumlah gelaran pariwisata dengan menetapkan pariwisata tertinggi di tahun 2016 sebesar 3.874 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 96.026 pergerakan wisatawan nusantara.



PROMOSI DI MEDSOS

Sementara itu Pelaksana tugas Gubernur Gorontalo, Zudan Arif Fakhrulloh tidak mau kalah dengan upaya mempromosikan potensi wisata di daerah agar benar-benar dikenal hingga ke mancanegara.

Namun niat dan kesungguhan Gubernur tersebut, apakah betul-betul diimplemenasikan oleh bawahan di jajaran pemerintah provinsi itu?

Untuk itu, Gubernur mengimbau jajaran aparatur sipil negara (ASN) di provinsi ini memanfaatkan semua media sosial untuk mempromosikan potensi di daerah itu.

Semua potensi pariwisata, kuliner atau apa saja agar bisa dipromosikan melalui media sosial masing-masing pegawai.

Menurutnya, cara promosi ini akan memberi dampak yang besar, terhadap potensi perekonomian di Provinsi Gorontalo.

Zudan mengatakan, bisa dilakukan dengan melibatkan masing-masing sektor di SKPD, misalnya dinas kehutanan dan ESDM membuat video pendek tentang hutan di Gorontalo termasuk potensinya.

Demikian halnya dengan potensi agro wisata di bidang pertanian, yang bisa digarap oleh dinas terkait.

Gubernur mempersilakan bikin video pendek yang menggambarkan semua sektor Provinsi Gorontalo, sehingga setiap orang yang melihat video tersebut dapat mengenal daerah ini dan tertarik berkunjung.

Ia menilai pemberdayaan ASN untuk promosi wisata akan efektif, mengingat jumlah pegawai yang banyak dan rata-rata memiliki akun media sosial.

"Jangan berharap anggaran APBD, karena itu kecil dan sedikit. Cari akal lain yang lebih kreatif dan tidak boros dana," katanya.

Sebelumnya Provinsi Gorontalo dan Kementerian Pariwisata telah meluncurkan kalender wisata termasuk empat festival di daerah tersebut pada awal 2017.

Keempat agenda itu yakni Festival Pesona Benteng Otanaha, Festival Pesona Danau Limboto, Festival Pesona Pulau Saronde, dan Festival Pesona Boalemo.

Kepala Dinas Pariwisata dan Perhubungan Provinsi Gorontalo, Jamal Nganro mengatakan sektor tersebut sudah mulai bergeliat dan dikenal dunia.

Destinasi wisata yang paling banyak meraup pengunjung adalah Hiu Paus di Botubarani Kabupaten Bone Bolango, Pulau Saronde di Kabupaten Gorontalo Utara dan Pulo Cinta di Kabupaten Boalemo.

Ia yakin pada 2017 industri pariwisata Gorontalo akan terus tumbuh dan berupaya sektor ini akan ditangani langsung oleh dinas yang berdiri sendiri.

Namun harus juga diingat dan dipikirkan oleh pemerintah daerah, apakah infrastruktur pendukung di masing-masing objek wisata sudah terpenuhi, baik itu jalan dan jembatan untuk memasuki lokasi, penginapan, hotel, ketersediaan kuliner, transportasi. termasuk keamanan hingga keramahtamahan masyarakat.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016