Surabaya (ANTARA GORONTALO) - Kapal tunda pesanan TNI AL yang secara resmi
diserahterimakan dari PT PAL Indonesia mampu bermanuver atau berputar
360 derajat, kata Direktur Pengembangan Kapal PT PAL Indonesia, Turitan
Indaryo.
"Dari tiga kapal tunda pesanan TNI AL, kapal ini berbeda karena ada teknologi Z-Peller, yakni mampu bermanuver 360 derajat, berbeda dengan kapal tunda pada umumnya," kata Indaryo, usai kegiatan serah terima kapal tunda di Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia, Surabaya, Kamis.
Selain itu, kapal yang telah secara resmi diberi nama "TD Malabar" dengan nomor lambung M000296 itu juga mempunyai 2.400 tenaga kuda.
"Kapal ini juga telah melalui serangkaian proses pengujian sebagai persyaratan serah terima, seperti uji sandar dan berlabuh, uji layar, bollard pull test, dan tahap akhir adalah inspeksi pejabat yang telah dilaksanakan pada 2 Desember 2016 oleh beberapa perwira tinggi TNI AL," katanya.
Ia mengatakan, proses pembangunan hingga penyelesaian setiap kapal dilakukan dalam 16 bulan, dan secara resmi PAL Indonesia telah mampu menyelesaikan kontrak dua kapal serupa yang sebelumnya telah dierahterimakan kepada TNI AL.
"TNI AL dalam kontrak awal memesan tiga kapal tunda, dan TD Malabar ini merupakan yang terakhir. Pembangunan TD Malabar oleh PT PAL Indonesia ini merupakan bentuk kepercayaan TNI AL terhadap galangan kapal dalam negeri, sekaligus sebagai bukti komitmen dalam melaksanakan kebijakan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP)," katanya.
Indarto berharap penunjukan PT PAL Indonesia sebagai integrator kunci dalam pemenuhan kebutuhan alutsista matra laut dapat meningkatkan kerja sama yang telah terjalin, baik untuk pembangunan kapal baru, maupun perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Mulyadi, yang mewakili jajaran TNI AL dalam kegiatan serah terima itu mengatakan, kapal yang baru saja diselesaikan pengerjaannya oleh PT PAL Indonesia akan ditempatkan di Pangkalan Utama TNI AL/III Jakarta, karena kebutuhan kapal tunda di sana sangat tinggi.
"Karena kebutuhan di sana cukup besar, sehingga di sana kini memiliki dua kapal tunda," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data PT PAL Indonesia kapal perang bantu ini memiliki keunggulan seperti TD Galunggung dan TD Anjasmoro yang berfungsi sebagai kapal pelabuhan dan kapal pemadam.
Secara umum, kapal memiliki fungsi menarik atau mendorong kapal menuju pelabuhan, laut lepas atau sungai, ditambah memiliki wadah evakuasi kapal yang sedang mengalami kecelakaan atau mogok di tengah laut.
Kapal memiliki panjang 29 meter dan lebar 9 meter dengan kapasitas angkut 8 awak serta 2 penumpang tambahan, serta mampu bertahan di laut selama 7 hari, ditambah memiliki mesin berkekuatan 2x1200 tenaga kuda dengan berbaling-baling ganda.
Berat kapal 550 ton, kapal dibangun sesuai persyaratan Marine Use dan PT Biro Klasifikasi Indonesia, dan diproduksi sesuai kontrak nomor KTR/106/02-51/VII/2015/DISADAL mampu melaju hingga 12 knot/jam.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
"Dari tiga kapal tunda pesanan TNI AL, kapal ini berbeda karena ada teknologi Z-Peller, yakni mampu bermanuver 360 derajat, berbeda dengan kapal tunda pada umumnya," kata Indaryo, usai kegiatan serah terima kapal tunda di Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia, Surabaya, Kamis.
Selain itu, kapal yang telah secara resmi diberi nama "TD Malabar" dengan nomor lambung M000296 itu juga mempunyai 2.400 tenaga kuda.
"Kapal ini juga telah melalui serangkaian proses pengujian sebagai persyaratan serah terima, seperti uji sandar dan berlabuh, uji layar, bollard pull test, dan tahap akhir adalah inspeksi pejabat yang telah dilaksanakan pada 2 Desember 2016 oleh beberapa perwira tinggi TNI AL," katanya.
Ia mengatakan, proses pembangunan hingga penyelesaian setiap kapal dilakukan dalam 16 bulan, dan secara resmi PAL Indonesia telah mampu menyelesaikan kontrak dua kapal serupa yang sebelumnya telah dierahterimakan kepada TNI AL.
"TNI AL dalam kontrak awal memesan tiga kapal tunda, dan TD Malabar ini merupakan yang terakhir. Pembangunan TD Malabar oleh PT PAL Indonesia ini merupakan bentuk kepercayaan TNI AL terhadap galangan kapal dalam negeri, sekaligus sebagai bukti komitmen dalam melaksanakan kebijakan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP)," katanya.
Indarto berharap penunjukan PT PAL Indonesia sebagai integrator kunci dalam pemenuhan kebutuhan alutsista matra laut dapat meningkatkan kerja sama yang telah terjalin, baik untuk pembangunan kapal baru, maupun perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Mulyadi, yang mewakili jajaran TNI AL dalam kegiatan serah terima itu mengatakan, kapal yang baru saja diselesaikan pengerjaannya oleh PT PAL Indonesia akan ditempatkan di Pangkalan Utama TNI AL/III Jakarta, karena kebutuhan kapal tunda di sana sangat tinggi.
"Karena kebutuhan di sana cukup besar, sehingga di sana kini memiliki dua kapal tunda," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data PT PAL Indonesia kapal perang bantu ini memiliki keunggulan seperti TD Galunggung dan TD Anjasmoro yang berfungsi sebagai kapal pelabuhan dan kapal pemadam.
Secara umum, kapal memiliki fungsi menarik atau mendorong kapal menuju pelabuhan, laut lepas atau sungai, ditambah memiliki wadah evakuasi kapal yang sedang mengalami kecelakaan atau mogok di tengah laut.
Kapal memiliki panjang 29 meter dan lebar 9 meter dengan kapasitas angkut 8 awak serta 2 penumpang tambahan, serta mampu bertahan di laut selama 7 hari, ditambah memiliki mesin berkekuatan 2x1200 tenaga kuda dengan berbaling-baling ganda.
Berat kapal 550 ton, kapal dibangun sesuai persyaratan Marine Use dan PT Biro Klasifikasi Indonesia, dan diproduksi sesuai kontrak nomor KTR/106/02-51/VII/2015/DISADAL mampu melaju hingga 12 knot/jam.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016