Gorontalo,(ANTARA GORONTALO) - Biodiversitas Gorontalo (BioTa) mencatat pertemuan dengan burung Berkik Kembang Besar (Rostratula benghalensis) selama tiga tahun berturut-turut di Danau Limboto, Provinsi Gorontalo.
Fotografer hidupan liar (wildlife), Idham Ali merekam perjumpaannya dengan sepasang burung tersebut pada 19 Februari 2017 di semak-semak tepi Danau Limboto.
Sebelumnya, ia juga pernah mendokumentasikan pertemuan dengan burung tersebut pada tahun 2015, saat pengamatan burung bertajuk "Welcome Birds : Burung Migran dan Pesona Danau Limboto" yang digelar Burung Indonesia dan sejumlah komunitas.
Anggota Biodiversitas Gorontalo lainnya, Rosyid Azhar juga merekam kehadiran burung tersebut pada tahun 2016. Saat itu berkik tertangkap oleh petani yang sedang memanen padinya di area bantaran danau namun akhirnya dilepaskan kembali.
"Meski IUCN menggolongkan burung ini dalam kategori resiko rendah, namun catatan ini penting dan menarik karena berkik kembang besar jarang ditemukan di Indonesia. Bahkan informasi tentang satwa ini sangat miskin di Sulawesi," ujar pemerhati burung di Gorontalo itu.
Penyebaran Rostratula beghalensis meliputi Afrika dan Madagaskar, Pakistan ke timur sampai China, Rusia tenggara dan Jepang, dan ke selatan di Asia tenggara, Sunda Besar dan Filipina sampai Sunda Kecil (Lombok, Sumbawa, Flores) dan Australia.
Di Sulawesi, data pertemuan pertama berasal dari pengamatan R. Bishop pada 1999 di daerah Toraut, dekat Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Burung air ini tercatat kedua kalinya di Sulawesi sekitar tahun 2005 oleh Marc Argeloo.
Dalam publikasi Kutilang Indonesia, burung ini berukuran agak kecil (25 cm), berwarna - warni, bertubuh montok dengan ekor pendek.
Individu betina memiliki kepala dan dada berwarna coklat berangan gelap, dengan bulatan putih berbentuk mata dan setrip kuning di tengah mahkota. Punggung dan sayapnya kehijauan, dengan tanda putih berbentuk "V" di atas punggung serta garis putih tebal di sekitar bahu sampai tubuh bagian bawah.
Sedangkan individu jantan lebih kecil dan lebih suram, lebih banyak bercak dan sedikit warna kuning, bulu penutup berbintik bintik emas, bercak pada mata berwarna kuning, iris merah, paruh kuning, kaki abu - abu.
Burung ini mendiami padang rumput, rawa-rawa, dan sawah sampai ketingian 900 meter, makanan utamanya serangga, siput, cacing, bulir padi, dengan musim berbiak bervariasi dari Juli sampai April.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Fotografer hidupan liar (wildlife), Idham Ali merekam perjumpaannya dengan sepasang burung tersebut pada 19 Februari 2017 di semak-semak tepi Danau Limboto.
Sebelumnya, ia juga pernah mendokumentasikan pertemuan dengan burung tersebut pada tahun 2015, saat pengamatan burung bertajuk "Welcome Birds : Burung Migran dan Pesona Danau Limboto" yang digelar Burung Indonesia dan sejumlah komunitas.
Anggota Biodiversitas Gorontalo lainnya, Rosyid Azhar juga merekam kehadiran burung tersebut pada tahun 2016. Saat itu berkik tertangkap oleh petani yang sedang memanen padinya di area bantaran danau namun akhirnya dilepaskan kembali.
"Meski IUCN menggolongkan burung ini dalam kategori resiko rendah, namun catatan ini penting dan menarik karena berkik kembang besar jarang ditemukan di Indonesia. Bahkan informasi tentang satwa ini sangat miskin di Sulawesi," ujar pemerhati burung di Gorontalo itu.
Penyebaran Rostratula beghalensis meliputi Afrika dan Madagaskar, Pakistan ke timur sampai China, Rusia tenggara dan Jepang, dan ke selatan di Asia tenggara, Sunda Besar dan Filipina sampai Sunda Kecil (Lombok, Sumbawa, Flores) dan Australia.
Di Sulawesi, data pertemuan pertama berasal dari pengamatan R. Bishop pada 1999 di daerah Toraut, dekat Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Burung air ini tercatat kedua kalinya di Sulawesi sekitar tahun 2005 oleh Marc Argeloo.
Dalam publikasi Kutilang Indonesia, burung ini berukuran agak kecil (25 cm), berwarna - warni, bertubuh montok dengan ekor pendek.
Individu betina memiliki kepala dan dada berwarna coklat berangan gelap, dengan bulatan putih berbentuk mata dan setrip kuning di tengah mahkota. Punggung dan sayapnya kehijauan, dengan tanda putih berbentuk "V" di atas punggung serta garis putih tebal di sekitar bahu sampai tubuh bagian bawah.
Sedangkan individu jantan lebih kecil dan lebih suram, lebih banyak bercak dan sedikit warna kuning, bulu penutup berbintik bintik emas, bercak pada mata berwarna kuning, iris merah, paruh kuning, kaki abu - abu.
Burung ini mendiami padang rumput, rawa-rawa, dan sawah sampai ketingian 900 meter, makanan utamanya serangga, siput, cacing, bulir padi, dengan musim berbiak bervariasi dari Juli sampai April.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017