Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Seluruh ruas jalan di Kota Gorontalo mulai dihiasi beraneka jenis lampu, menjelang perayaan tradisi malam pasang lampu atau "tumbilotohe" yang resmi dibuka pada malam ini.

Berdasaran pantauan, hampir di setiap tepi jalan warga menancapkan bambu-bambu sebagai tiang dan tempat lampu, membentangkan kabel, hingga menata botol-botol berisi minyak tanah.

Lampu yang digunakan warga untuk menghiasi jalan terdiri dari lampu tradisional dengan bahan bakar minyak tanah, serta bola-bola lampu kecil yang menggunakan energi listrik.

"Lampu listrik kami gunakan untuk bagian yang lebih tinggi atau susah dijangkau, sedangkan untuk sepanjang tepi jalan pakai lampu botol. Jadi lampunya ramai bagian atas dan bawah," ungkap salah seorang warga Kelurahan Bulotadaa Barat, Kota Gorontalo, Zainal Adam, Rabu.

Ia bersama pemuda lainnya di wilayah itu mengerjakan semuanya dengan gotong-royong, agar pada malam nanti lampu bisa hidup serentak.

Menurutnya persiapan tumbilotohe bahkan telah dilakukan sejak awal bulan ramadan, yang dimulai dengan mempersiapkan bambu-bambu untuk setiap rumah.

Untuk bahan bakar lampu tradisional, kata dia, setiap rumah menyediakan minyak tanah secara swadaya meski bahan bakar tersebut tak lagi murah.

"Dengan atau tanpa minyak tanah bantuan pemerintah, kami tetap akan menggelar tumbilotohe," tukasnya.

Sementara itu sejumlah ruas jalan di Kota Gorontalo mengalami pengalihan arus lalu lintas, untuk menghindari terjadinya kemacetan usai salat tarawih.

Di Simpang Lima Telaga, petugas lalu-lintas hanya membagi dua jalur dan memperketat pengamanan di setiap sudut jalan sejak sore hari.

Tumbilotohe merupakan tradisi warga Gorontalo dengan menyalakan jutaan lampu di setiap tepi jalan, pekarangan, lapangan, sawah hingga perkantoran.

Tradisi ini digelar di penghujung ramadan dan pemerintah daerah melombakan tumbilotohe di setiap kabupaten, kecamatan hingga kelurahan.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017