Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo Eko Marsoro mengatakan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 127,44 pada Juli 2017, menjadi 126,20 pada Agustus 2017, menyebabkan deflasi sebesar -0,97 persen.
"Laju inflasi tahun kalender 2017 sebesar 3,63 persen dan inflasi Agustus 2017 terhadap Agustus 2016 sebesar 3,89 persen," kata Eko, Kamis.
Menurutnya, deflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran dan enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yaitu bahan makanan sebesar -4,09 persen.
Kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,04 persen, kelompok sandang sebesar 0,30 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Agustus 2017 antara lain beras jagung, tepung terigu, daging ayam ras, emas perhiasaan, angkutan udara, bahan pelumas/oli, biaya pengiriman barang, tarif pulsa ponsel, dan biaya administrasi kartu ATM.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Agustus 2017 antara lain beras, daging ayam kampung, cakalang/sisik, ekor kuning, kakap merah, l makanan bayi, kangkung, ketimun, telivisi berwarna, dan telepon seluler.
Ia menambahkan, dari 82 kota inflasi di Indonesia terdapat 35 diantaranya mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi.
Inflasi bulanan tertinggi pada Agustus 2017 terjadi di Kota Lhoksemawe sebesar 1,09 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Batam sebesar 0,01 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada Kota Ambon sebesar - 2,08 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Metro dan Kota Samarinda sebesar -0,03 persen.
Kota Gorontalo menempati urutan inflasi yang ke-74.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Laju inflasi tahun kalender 2017 sebesar 3,63 persen dan inflasi Agustus 2017 terhadap Agustus 2016 sebesar 3,89 persen," kata Eko, Kamis.
Menurutnya, deflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran dan enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks.
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yaitu bahan makanan sebesar -4,09 persen.
Kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,04 persen, kelompok sandang sebesar 0,30 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,08 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Agustus 2017 antara lain beras jagung, tepung terigu, daging ayam ras, emas perhiasaan, angkutan udara, bahan pelumas/oli, biaya pengiriman barang, tarif pulsa ponsel, dan biaya administrasi kartu ATM.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Agustus 2017 antara lain beras, daging ayam kampung, cakalang/sisik, ekor kuning, kakap merah, l makanan bayi, kangkung, ketimun, telivisi berwarna, dan telepon seluler.
Ia menambahkan, dari 82 kota inflasi di Indonesia terdapat 35 diantaranya mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi.
Inflasi bulanan tertinggi pada Agustus 2017 terjadi di Kota Lhoksemawe sebesar 1,09 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Batam sebesar 0,01 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada Kota Ambon sebesar - 2,08 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Metro dan Kota Samarinda sebesar -0,03 persen.
Kota Gorontalo menempati urutan inflasi yang ke-74.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017