Gorontalo, ( Antaranews Gorontalo) - Dari hasil inspeksi mendadak Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim serta Satuan Tugas (Satgas) Pangan, ditemukan satu unit alat ukur kadar air jagung yang hasilnya berbeda dengan alat ukur milik pemerintah provinsi (Pemprov) setempat.

Terjadi perbedaan kadar air antara alat ukur milik pengumpul jagung yang menunjukkan angka 16,9 persen, sedangkan alat ukur dari Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo hasilnya 13,8 persen.

"Hasil tes di salah satu gudang menunjukkan ada selisih kurang lebih tiga persen, alat ukurnya sudah kita sita dan kita akan kalibrasi dulu di kantor untuk diperiksa," kata Muhamad Nadjamudin, Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Gorontalo, Selasa.

Ia menambah sebagian urusan meteorologi sudah dialihkan ke pemerintah kabupaten/kota, tetapi kita di provinsi memiliki kewenangan dalam hal pengawasannya.

Baca Juga : Wagub Tinjau Harga Jagung Setelah diisukan Anjlok

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Pemprov Gorontalo Muljady Mario mengatakan dari inspeksi mendadak ditemukanya selisih hasil kadar air, sehingganya ia meminta kepada pengumpul untuk jangan coba-coba mengakali petani lewat alat ukur.

"Ini urusanya bisa berhadapan langsung dengan aparat penegak hukum, dan saya tidak akan segan-segan melaporkan kecurangan tersebut," kata Muljady.

Ia mengatakan petani sudah sangat susah payah 3 sampai 4 bulan di lapangan untuk menghasilkan produksi jagung, namun kemudian pada saat dijual justru dicurangi.

Sementara terkait dengan adanya isu harga jagung anjlok dengan harga dibawah dari Rp3.000/Kg Muljady menegaskan bahwa dari hasil inspeksi dilapangan harga tetap stabil dikisaran hingga Rp3.150/kg.

"Jika harga jatuh hingga dibawah Rp3.000/kg maka Bulog Gorontalo bersedia membeli dengan harga yang ditetapkan pemerintah," ujarnya.

Baca Juga : Wagub Stok Beras Gorontalo Aman

Pewarta: Farid

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018