Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Pelaksana harian (Plh) Sekretaris Provinsi (Sekprov) Gorontalo Weni Liputo siap maju menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) di pemilu 2019.
Ia mengakui untuk lolos menjadi peserta Pemilu 2019, batas minimum 1.000 KTP yang dipersyaratkan aturan, sudah terpenuhi.
"Bahkan dukungan KTP lebih dari jumlah tersebut, namun ia berharap dukungan serta kepercayaan masyarakat terhadap dirinya yang dibutuhkan," katanya, Rabu.
Maju sebagai calon anggota DPD-RI mewakili Gorontalo, Wenny mengaku target utamanya akan berupaya mengintervensi sektor pendidikan di Gorontalo.
Ia mengaku kurang lebih selama 28 tahun dirinya berkecimpung di dunia pendidikan, dan kurang lebih 33 tahun menjadi ASN, sehingga ia paham betul kebutuhan pendidikan di Gorontalo.
"Poin penting saya ada kesejahteraan dan kebutuhan tenaga pengajar, data menunjukan bahwa saat ini kita kekurangan guru," kata Weni.
Menurutnya, kekurangan tenaga pengajar mulai dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK, selain itu pihaknya juga akan konsentrasi terhadap guru yang ada di daerah perbatasan dan terpencil lainya.
Ia menambahkan, guru di daerah terpencil atau guru honorer ada yang sudah mengabdi puluhan tahun harus terperhatikan, kalau ada kuota pengangkatan ASN untuk tenaga pengajar, maka mereka harus diprioritaskan.
"Selain itu persoalan beban guru, memang mereka sudah ada tunjangan sertifikasi, tapi beban mereka pada saat pengajar, kalau disesuaikan dengan tugas fungsional mereka sebagai tenaga pendidik itu terlalu berat dibandingkan dengan beban mereka secara administratif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Ia mengakui untuk lolos menjadi peserta Pemilu 2019, batas minimum 1.000 KTP yang dipersyaratkan aturan, sudah terpenuhi.
"Bahkan dukungan KTP lebih dari jumlah tersebut, namun ia berharap dukungan serta kepercayaan masyarakat terhadap dirinya yang dibutuhkan," katanya, Rabu.
Maju sebagai calon anggota DPD-RI mewakili Gorontalo, Wenny mengaku target utamanya akan berupaya mengintervensi sektor pendidikan di Gorontalo.
Ia mengaku kurang lebih selama 28 tahun dirinya berkecimpung di dunia pendidikan, dan kurang lebih 33 tahun menjadi ASN, sehingga ia paham betul kebutuhan pendidikan di Gorontalo.
"Poin penting saya ada kesejahteraan dan kebutuhan tenaga pengajar, data menunjukan bahwa saat ini kita kekurangan guru," kata Weni.
Menurutnya, kekurangan tenaga pengajar mulai dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK, selain itu pihaknya juga akan konsentrasi terhadap guru yang ada di daerah perbatasan dan terpencil lainya.
Ia menambahkan, guru di daerah terpencil atau guru honorer ada yang sudah mengabdi puluhan tahun harus terperhatikan, kalau ada kuota pengangkatan ASN untuk tenaga pengajar, maka mereka harus diprioritaskan.
"Selain itu persoalan beban guru, memang mereka sudah ada tunjangan sertifikasi, tapi beban mereka pada saat pengajar, kalau disesuaikan dengan tugas fungsional mereka sebagai tenaga pendidik itu terlalu berat dibandingkan dengan beban mereka secara administratif," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018