Cibinong (Antaranews Gorontalo) - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi meminta agar pemerintah menata ulang tata kelola guru agar lebih sederhana.
"Kami mohon, agar penataan administrasi guru yang berbelit-belit disederhanakan," ujar Unifah saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Dia menjelaskan selama ini pengurusan administrasi guru, terutama di daerah cukup sulit. Selain itu aturan tunjangan profesi juga dinilai kaku dan pencairannya juga tersendat.
Unifah juga menambahkan bahwa persoalan lainnnya, yakni persoalan kesejahteraan, kualitas dan perlindungan guru masih membayangi keadaan guru saat ini.
"Bahkan banyak yang mengadu kepada saya, bahwa sampai triwulan ketiga dan keempat, banyak sekali tunjangan profesi guru yang belum cair," jelas dia.
Unifah berharap perlu dilakukan pembenahan terus-menerus agar tata kelola guru terus diperbaiki, administrasi disederhanakan, percepatan sertifikasi dengan proses yang sederhana serta tersedianya pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.
"Kami juga mengimbau, agar perjuangan disampaikan dengan mengedepankan etika moral, memperbanyak dialog dan menyampaikan pemikiran," imbuh dia.
Peringatan HUT PGRI tersebut, dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Dalam peringatan HUT tersebut, Unifah meminta agar guru menjadi penggerak perubahan bangsa, terus-menerus mengajak guru untuk mendedikasikan pengabdiannya dengan tulus, toleran terhadap perbedaan, dan menempatkan kepentingan terbaik anak didik sebagai landasan pengabdian demi Indonesia lebih baik.
Peringatan HUT PGRI tersebut dihadiri sekitar 42.000 guru dari seluruh Tanah Air.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Kami mohon, agar penataan administrasi guru yang berbelit-belit disederhanakan," ujar Unifah saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Dia menjelaskan selama ini pengurusan administrasi guru, terutama di daerah cukup sulit. Selain itu aturan tunjangan profesi juga dinilai kaku dan pencairannya juga tersendat.
Unifah juga menambahkan bahwa persoalan lainnnya, yakni persoalan kesejahteraan, kualitas dan perlindungan guru masih membayangi keadaan guru saat ini.
"Bahkan banyak yang mengadu kepada saya, bahwa sampai triwulan ketiga dan keempat, banyak sekali tunjangan profesi guru yang belum cair," jelas dia.
Unifah berharap perlu dilakukan pembenahan terus-menerus agar tata kelola guru terus diperbaiki, administrasi disederhanakan, percepatan sertifikasi dengan proses yang sederhana serta tersedianya pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.
"Kami juga mengimbau, agar perjuangan disampaikan dengan mengedepankan etika moral, memperbanyak dialog dan menyampaikan pemikiran," imbuh dia.
Peringatan HUT PGRI tersebut, dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Dalam peringatan HUT tersebut, Unifah meminta agar guru menjadi penggerak perubahan bangsa, terus-menerus mengajak guru untuk mendedikasikan pengabdiannya dengan tulus, toleran terhadap perbedaan, dan menempatkan kepentingan terbaik anak didik sebagai landasan pengabdian demi Indonesia lebih baik.
Peringatan HUT PGRI tersebut dihadiri sekitar 42.000 guru dari seluruh Tanah Air.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018