Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meminta Pemerintah Daerah (Pemda) mengambil langkah berani untuk mengintervensi anjloknya harga jagung di daerah itu.

"Petani mengeluh, panen raya berhasil tidak dibarengi dengan kuatnya harga jagung," ujar Ketua Komisi II DPRD Gorontalo Utara, Hitler Datau, di Gorontalo, Selasa.

Saat ini kata ia, petani mengeluhkan harga jagung yang merosot Rp1.900 per kilo gram dari harga diatas Rp5.000 per kilo gram.

Jika pemda tidak berani mengambil langkah intervensi, maka petani jagung sulit sejahtera saat musim panen tiba.

Sebab kecenderungan turunnya harga selalu terjadi saat musim panen tiba.

Perlu ada solusi atau langkah intervensi yang tepat tambahnya, agar petani benar-benar merasakan keuntungan yang sesungguhnya.

Penanganan penting yang perlu dilakukan kata anggota DPRD dari fraksi Partai Golkar itu adalah, memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), agar produksi jagung bisa dibeli dengan harga yang bagus dan seragam.

Artinya kata Hitler, langkah itu akan memutus rantai ketergantungan petani kepada tengkulak yang berimbas pada anjloknya harga jagung saat musim panen.

"Kalau BUMD membeli, sudah pasti harganya stabil dan merata maka petani akan sangat diuntungkan," tambahnya.

Berbeda kata ia, jika harga jagung masih ditentukan pasar, apalagi jika petani menjualnya melalui perantara.

"Sudah pasti perantara akan berupaya membeli dengan harga sangat rendah, untuk dijual dengan harga sangat tinggi," ujarnya.

Maka pemda harus berani memutus rantai itu, agar petani benar-benar diuntungkan seperti harga-harga tinggi sebelumnya.

Hal yang sama diungkap anggota DPRD dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Gustam Ismail, agar pemda segera menurunkan tim teknis untuk mengecek langsung alat ukur kadar air yang digunakan para perantara atau penampung untuk membeli jagung.

Sebab banyak petani mengeluh, perbedaan alat ukur kadar air terlalu mencolok dan berimbas pada meruginya petani.

"Jika mereka menjual melalui perantara, seringkali kadar air yang diukur terlalu tinggi namun jika dijual ke gudang impor jagung, kadar airnya lebih rendah bahkan selisihnya cukup banyak," ujar Gustam.

Maka kata ia, pemda perlu menurunkan tim teknis untuk melihat langsung kondisi atau penyebab anjloknya harga jagung serta memeriksa alat ukur kadar air yang sering digunakan.

Harga jagung saat ini turun dari Rp5.400 per kilo gram menjadi Rp2.400 hingga Rp1.900 per kilo gram.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019