Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Ombudsman RI Perwakilan Gorontalo mengatakan, hingga saat ini kondisi Rumah Sakit (RS) Tani Nelayan Kabupaten Boalemo masih mengalami krisis air bersih.
Dalam investigasi yang dilakukan Tim Ombudsman, meski kondisi ini telah terjadi sejak tahun 2012, namun masih ditemukan banyak pasien yang mengeluh karena sulitnya mendapatkan air bersih di rumah sakit milik pemerintah tersebut.
"Para keluarga pasien harus antri menampung air tengah malam dan menampungnya di jerigen-jerigen. Banyak pula yang terpaksa membeli air minum kemasan untuk memenuhi kebutuhan air seperti buang air dan cuci piring," jelas Asisten Ombudsman RI Hasrul Eka Putra, Senin.
Menurutnya, pihak RS Tani dan Nelayan sebenarnya telah melakukan beberapa langkah penyelesaian, diantaranya menyediakan bak penampungan (profil tank) di setiap unit rumah sakit, hingga membeli air dengan mobil tangki dari PDAM.
Namun solusi tersebut hanya bersifat sementara karena tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Hasrul juga menjelaskan akibat krisis air ini, banyak pasien yang terpaksa memilih pulang padahal penyakitnya belum sembuh.
Akhirnya pasien tersebut harus bolak-balik rumah sakit dengan keluhan penyakit yang sama.
"Jika sudah begitu maka yang rugi bukan hanya pasien dan pihak rumah sakit, namun juga pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang harus readmission atau membayar klaim berulang-ulang untuk penyakit yang sama," lanjut Hasrul.
Dalam investigasi tersebut, Tim Ombudsman juga melacak permasalahan teknis di PDAM Boalemo.
Hasrul menambahkan, PDAM Boalemo menyatakan bahwa krisis air di RSUD Tani dan Nelayan terjadi karena debit air yang dapat disediakan oleh PDAM Boalemo hanya 20 liter per detik.
Debit air tersebut idealnya hanya untuk 1.800 pelanggan, namun saat ini beban pemakaian telah mencapai 2.300 pelanggan.
Untuk itu, pihak PDAM Boalemo tengah membangun jaringan pipa dari Sungai Dulamayo Daa untuk mendapatkan debit air 30 liter per detik dengan anggaran APBN sebesar Rp11 miliar. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada Januari 2015.
"Sambil menunggu selesainya jaringan pipa baru tersebut, kami meminta agar Pemda Boalemo bisa turut membantu Pihak RS dalam menyediakan air bersih bagi pasien," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014
Dalam investigasi yang dilakukan Tim Ombudsman, meski kondisi ini telah terjadi sejak tahun 2012, namun masih ditemukan banyak pasien yang mengeluh karena sulitnya mendapatkan air bersih di rumah sakit milik pemerintah tersebut.
"Para keluarga pasien harus antri menampung air tengah malam dan menampungnya di jerigen-jerigen. Banyak pula yang terpaksa membeli air minum kemasan untuk memenuhi kebutuhan air seperti buang air dan cuci piring," jelas Asisten Ombudsman RI Hasrul Eka Putra, Senin.
Menurutnya, pihak RS Tani dan Nelayan sebenarnya telah melakukan beberapa langkah penyelesaian, diantaranya menyediakan bak penampungan (profil tank) di setiap unit rumah sakit, hingga membeli air dengan mobil tangki dari PDAM.
Namun solusi tersebut hanya bersifat sementara karena tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Hasrul juga menjelaskan akibat krisis air ini, banyak pasien yang terpaksa memilih pulang padahal penyakitnya belum sembuh.
Akhirnya pasien tersebut harus bolak-balik rumah sakit dengan keluhan penyakit yang sama.
"Jika sudah begitu maka yang rugi bukan hanya pasien dan pihak rumah sakit, namun juga pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang harus readmission atau membayar klaim berulang-ulang untuk penyakit yang sama," lanjut Hasrul.
Dalam investigasi tersebut, Tim Ombudsman juga melacak permasalahan teknis di PDAM Boalemo.
Hasrul menambahkan, PDAM Boalemo menyatakan bahwa krisis air di RSUD Tani dan Nelayan terjadi karena debit air yang dapat disediakan oleh PDAM Boalemo hanya 20 liter per detik.
Debit air tersebut idealnya hanya untuk 1.800 pelanggan, namun saat ini beban pemakaian telah mencapai 2.300 pelanggan.
Untuk itu, pihak PDAM Boalemo tengah membangun jaringan pipa dari Sungai Dulamayo Daa untuk mendapatkan debit air 30 liter per detik dengan anggaran APBN sebesar Rp11 miliar. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada Januari 2015.
"Sambil menunggu selesainya jaringan pipa baru tersebut, kami meminta agar Pemda Boalemo bisa turut membantu Pihak RS dalam menyediakan air bersih bagi pasien," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014