Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Gorontalo meminta setiap sekolah di daerah itu menyediakan jalur evakuasi yang jelas untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam.
Kepala BPBD Provinsi Gorontalo Sumarwoto di Gorontalo, Kamis mengatakan jalur evakuasi akan memudahkan para siswa dan guru untuk mengungsi atau menentukan titik kumpul saat terjadi bencana atau hal lain yang tidak diinginkan.
“Sekolah adalah lingkungan yang rawan terdampak bencana, karena banyak orang berkumpul di satu tempat dalam kurun waktu agak lama,” katanya.
Menurutnya jalur evakuasi ditandai dengan rambu-rambu atau papan penunjuk arah yang jelas, sehingga mudah memandu siswa ke arah tersebut.
Pihaknya melakukan sosialisasi mitigasi bencana ke sejumlah sekolah dengan memanfaatkan waktu masa orientasi siswa (MOS).
BPBD juga siap memenuhi panggilan sekolah yang ingin mengajarkan tanggap bencana kepada siswa.
Dia menyarankan setiap satu atau dua tahun sekali, sekolah mengadakan simulasi menghadapi bencana yang berbeda.
"Misalnya tahun ini simulasi gempa, tahun depan banjir dan seterusnya. BPBD selalu komitmen bekerja sama dan membantu sekolah dalam upaya pengurangan risiko bencana,” ujarnya.
Sosialisasi mitigasi bencana, katanya, tidak tepat bila hanya dilakukan sekali, namun harus dilatih berulang kali sehingga ada pembiasaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Kepala BPBD Provinsi Gorontalo Sumarwoto di Gorontalo, Kamis mengatakan jalur evakuasi akan memudahkan para siswa dan guru untuk mengungsi atau menentukan titik kumpul saat terjadi bencana atau hal lain yang tidak diinginkan.
“Sekolah adalah lingkungan yang rawan terdampak bencana, karena banyak orang berkumpul di satu tempat dalam kurun waktu agak lama,” katanya.
Menurutnya jalur evakuasi ditandai dengan rambu-rambu atau papan penunjuk arah yang jelas, sehingga mudah memandu siswa ke arah tersebut.
Pihaknya melakukan sosialisasi mitigasi bencana ke sejumlah sekolah dengan memanfaatkan waktu masa orientasi siswa (MOS).
BPBD juga siap memenuhi panggilan sekolah yang ingin mengajarkan tanggap bencana kepada siswa.
Dia menyarankan setiap satu atau dua tahun sekali, sekolah mengadakan simulasi menghadapi bencana yang berbeda.
"Misalnya tahun ini simulasi gempa, tahun depan banjir dan seterusnya. BPBD selalu komitmen bekerja sama dan membantu sekolah dalam upaya pengurangan risiko bencana,” ujarnya.
Sosialisasi mitigasi bencana, katanya, tidak tepat bila hanya dilakukan sekali, namun harus dilatih berulang kali sehingga ada pembiasaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019