Beberapa delegasi Forum Archilepagic Island States (AIS) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Pulau Bunaken di Sulawesi Utara yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya.
Delegasi yang bersama dengan Menko Luhut adalah Ahmed Salih (Maladewa), Emil Tamur (Papua Nugini), Vilikesa Naivalucava (Fiji), dan Chamina bin Mohamed (Uni Komoros).
"Kami punya startup seperti Aruna yang bisa memetakan situasi perikanan di laut. Mungkin Anda bisa mencoba untuk negara anda," kata Menko Luhut saat berbincang dengan para delegasi di Manado, Jumat.
Menteri Maladewa Ahmed Salih mengatakan tertarik dan mungkin akan mengajak para pengusaha rintisan digital Indonesia untuk ke negaranya dan melakukan hal yang sama dengan yang mereka lakukan di Indonesia, ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Papua Nugini Emmil Tamur menanyakan bagaimana cara Indonesia memacu generasi muda untuk aktif menciptakan startup.
"Jangan bosan menginspirasi mereka, menyampaikan manfaat teknologi untuk kehidupan sehari-hari," harapnya.
Selain itu, Menko Luhut membagi pengalamannya selama bekerja di pemerintahan, terutama dalam membangun Papua.
"Mungkin tahun depan kita bisa melaksanakan forum ini di Papua. Anda bisa melihat Papua secara langsung dan menyaksikan secara langsung bagaimana kami membangun Papua dan rakyat Papua," ujarnya.
Ia mengisahkan saat mengajak mantan Jaksa Agung Australia, George Brandis ke Papua pada masa dirinya menjabat Menkopolhukam.
"Saat malam tiba kami masih duduk-duduk di luar ruangan, ia tampak khawatir. Brandis bertanya mengapa saya tidak takut berada di luar rumah saat waktu sudah malam. Saya sampaikan keamanan diri saya adalah prioritas bagi saya, tapi karena saat itu saya yakin tidak ada apa-apa, saya berani duduk di luar," katanya sambil tertawa.
Ia juga menceritakan pengalaman Indonesia yang berproses dari negara yang berorientasi komoditas ke negara yang berorientasi nilai tambah.
Forum AIS merupakan forum kerja sama antara enam negara-negara kepulauan dan 41 negara-negara pulau, forum ini diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP)/ Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Forum ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi anggotanya untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan antara lain sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi – tentang inisiatif perubahan iklim dan perlindungan laut.
AIS Forum 2019 membicarakan berbagai isu terkait negara kepulauan dan potensinya, serta empat isu strategis yaitu mengurangi sampah laut, mendukung perlindungan ekosistem pantai dan laut, mendorong perekonomian lokal di tujuan-tujuan wisata dan melindungi anak-anak dalam perjalanan pariwisata.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
Delegasi yang bersama dengan Menko Luhut adalah Ahmed Salih (Maladewa), Emil Tamur (Papua Nugini), Vilikesa Naivalucava (Fiji), dan Chamina bin Mohamed (Uni Komoros).
"Kami punya startup seperti Aruna yang bisa memetakan situasi perikanan di laut. Mungkin Anda bisa mencoba untuk negara anda," kata Menko Luhut saat berbincang dengan para delegasi di Manado, Jumat.
Menteri Maladewa Ahmed Salih mengatakan tertarik dan mungkin akan mengajak para pengusaha rintisan digital Indonesia untuk ke negaranya dan melakukan hal yang sama dengan yang mereka lakukan di Indonesia, ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata Papua Nugini Emmil Tamur menanyakan bagaimana cara Indonesia memacu generasi muda untuk aktif menciptakan startup.
"Jangan bosan menginspirasi mereka, menyampaikan manfaat teknologi untuk kehidupan sehari-hari," harapnya.
Selain itu, Menko Luhut membagi pengalamannya selama bekerja di pemerintahan, terutama dalam membangun Papua.
"Mungkin tahun depan kita bisa melaksanakan forum ini di Papua. Anda bisa melihat Papua secara langsung dan menyaksikan secara langsung bagaimana kami membangun Papua dan rakyat Papua," ujarnya.
Ia mengisahkan saat mengajak mantan Jaksa Agung Australia, George Brandis ke Papua pada masa dirinya menjabat Menkopolhukam.
"Saat malam tiba kami masih duduk-duduk di luar ruangan, ia tampak khawatir. Brandis bertanya mengapa saya tidak takut berada di luar rumah saat waktu sudah malam. Saya sampaikan keamanan diri saya adalah prioritas bagi saya, tapi karena saat itu saya yakin tidak ada apa-apa, saya berani duduk di luar," katanya sambil tertawa.
Ia juga menceritakan pengalaman Indonesia yang berproses dari negara yang berorientasi komoditas ke negara yang berorientasi nilai tambah.
Forum AIS merupakan forum kerja sama antara enam negara-negara kepulauan dan 41 negara-negara pulau, forum ini diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP)/ Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Forum ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi anggotanya untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan antara lain sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi – tentang inisiatif perubahan iklim dan perlindungan laut.
AIS Forum 2019 membicarakan berbagai isu terkait negara kepulauan dan potensinya, serta empat isu strategis yaitu mengurangi sampah laut, mendukung perlindungan ekosistem pantai dan laut, mendorong perekonomian lokal di tujuan-tujuan wisata dan melindungi anak-anak dalam perjalanan pariwisata.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019