Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Indonesia mengecam aksi kekerasan oleh
kelompok radikal yang menewaskan 148 korban dan melukai 79 orang di
kampus Universitas Garissa di Kenya pada Kamis (2/4), demikian
keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta,
Senin.
Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan dukacita yang mendalam kepada rakyat Kenya, khususnya kepada keluarga korban.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Kedutaan Besar Republik
Indonesia (KBRI) di Nairobi, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang
menjadi korban dalam serangan tersebut.
Pihak KBRI di Nairobi terus berkomunikasi dengan warga Indonesia di
Kenya dan mengimbau WNI di Kenya untuk meningkatkan kewaspadaan,
menghindari wilayah-wilayah rawan, dan tidak terlibat atau ikut serta
dalam kegiatan kelompok-kelompok radikal.
Bagi para WNI di Kenya yang memerlukan informasi dapat menghubungi
pihak KBRI di Nairobi dengan Yoshi Iskandar melalui hotline KBRI Nairobi
pada nomor +254733133000.
Seperti diberitakan sebelumnya, gerilyawan Somalia memasuki
universitas tersebut pada Kamis (2/4) dalam suatu serangan teror
terburuk sejak pemboman 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di Kenya.
Ash-Shabaab, kelompok gerilyawan di Somalia dan salah satu kelompok
yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, segera mengaku bertanggung-jawab
atas serangan tersebut.
Dengan peledak melekat di tubuh, kelompok bertopeng bersenjata Al
Shabaab menyerbu kampus Universitas Garissa, sekitar 200 kilometer dari
perbatasan Somalia, dalam satu serangan menjelang fajar pada Kamis itu.
Dengan melemparkan granat dan memuntahkan peluru ke arah mahasiswa, para penyerang membunuh tanpa pandang bulu.
Kemarahan atas pembantaian itu diperparah kenyataan bahwa ada
peringatan pada pekan lalu bahwa serangan terhadap universitas tersebut
akan terjadi dalam waktu dekat.
Penduduk setempat di Kenya menuduh pemerintah tidak berbuat banyak untuk meningkatkan keamanan di wilayah itu.
Indonesia kecam aksi kekerasan di Kenya
Senin, 6 April 2015 15:01 WIB