Gorontalo (ANTARA) - Memasuki malam pergantian tahun 2020 ke 2021, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bersama unsur forkopimda merazia tempat-tempat keramaian di Kota Gorontalo.
Razia menyasar rumah makan, cafe, restoran dan pusat jajanan lainnya yang masih buka di atas pukul 21.00 Wita pada Kamis tengah malam.
Razia diawali dengan menyisir jalan HB Jasin, dan mendapati sejumlah rumah masih berjualan di atas batas waktu.
Gubernur bersama Kapolda dan Danrem 133 meminta pembeli segera bubar dan penjual untuk menutup tempat usahanya.
“Kan sudah ada edaran jualan dibatasi sampai jam 9 malam, ini kok masih buka. Kalian ini gimana sih, saya minta sekarang bubar. Tutup tempat jualannya. Karena kalian melanggar tempat usaha ini saya minta tutup tiga hari. Kedapatan besok masih buka, saya minta ditutup selamanya,” katanya kepada pemilik salah satu cafe di jalan HB Jasin.
Ia menyayangkan masih banyak yang tidak mengindahkan edaran gubernur maupun wali kota, tentang penegakan protokol kesehatan.
Pihaknya merasa sudah cukup melakukan sosialisasi dan pembinaan, sehingga saat ini yang dibutuhkan adalah penindakan secara tegas.
“Kami kerja dari pagi sampai malam buat rakyat. Kalian diatur kok enggak dengar juga. Ibu juga jualan enggak pake masker,” tegurnya kepada salah satu penjualan jajanan di pinggir jalan kompleks Pasar Liluwo, Kota Tengah.
Pada kesempatan tersebut, Rusli membagi-bagikan paket makanan kepada personil keamanan yang berjaga di tiap lokasi.
Hal itu menurutnya sebagai bentuk dukungan dan terima kasihnya kepada TNI dan Polri, serta semua pihak yang memastikan kondisi Gorontalo tetap aman dan kondusif.
Sejumlah ruas jalan utama di Kota Gorontalo sudah ditutup pukul 17.00 Wita.
Akses masuk dari dan ke Kota Gorontalo juga sudah dijaga personil keamanan, agar tidak ada warga yang memadati ibu kota untuk merayakan tahun baru di tengah pandemi COVID-19.
Kasus COVID-19 di Provinsi Gorontalo terus mengalami lonjakan.
Pada 31 Desember 2020, satgas melaporkan ada penambahan sebanyak 145 kasus positif.
Total kasus positif COVID-19 di daerah itu mencapai 3.840 orang, yang terdiri dari 403 dirawat, 103 meninggal dan 3.334 sembuh.*