London (ANTARA GORONTALO) - Kepolisian Inggris menangkap kepala badan
intelejen Rwanda, Karenzi Karake, berdasarkan surat perintah dari
Spanyol yang menuduh tokoh tersebut telibat dalam sejumlah kejahatan
perang dan genosida.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa pria berusia 54 tahun ini
ditangkap di bandar udara Heathrow pada Sabtu dan dijadwalkan hadir
dalam persidangan di London pada Kamis depan.
Kementerian Luar Negeri Rwanda lansung mengecam penangkapan
tersebut, yang berhubungan dengan dugaan keterlibatan Karake dalam
genosida tahun 1994.
"Perilaku negara-negara Barat yang merendahkan Afrika ini sama
sekali tidak bisa diterima," kata Menteri Luar Negeri Louise Mushikiwabo
dalam akun Twitter resminya.
Sementara itu Menteri Kehakiman Rwanda Johnston Busingye,
sebagaimana dikutip dari surat kabar New Times, mengaku tengah "meminta
penjelasan" dari pihak berwenang di Inggris.
Menurut pemberitaan New Times, Karake "tengah menjalankan tugas di London selama satu pekan."
Juru bicara kepolisian Inggris menjelaskan bahwa Karake "ditangkap
berdasarkan surat perintah Eropa yang mewakili pemerintahan Spanyol. Di
negara tersebut, dia merupakan buron terkait sejumlah kejahatan perang
terhadap warga sipil."
Tujuh tahun yang lalu, pengadilan Spanyol memasukkan nama Karake
dalam daftar 40 nama pejabat militer yang bersalah dalam genosida di
Rwanda tahun 1990an.
Dalam laporan BBC, pemerintahan Rwanda mengaku bingung atas
penangkapan tersebut karena Karake sudah pernah beberapa kali
mengunjungi Inggris sejak pemerintah Spanyol menjadikan dia sebagai
buron.
Pengadilan memutuskan hal tersebut setelah selesainya penyelidikan
terkait pembunuhan terhadap sembilan warga Spanyol di Rwanda antara 1994
sampai 2000 saat bekerja untuk membantu pengungsi.
Pengadilan menyatakan bahwa Karake adalah tokoh dibalik pembunuhan
massal di area tempat tiga warga Spanyol--yang juga menjadi korban
tewas--bekerja untuk lembaga Medicos del Mundo.
Karake sendiri dikenal sebagai salah satu elit militer dalam tubuh
gerakan Rwandan Patriotic Front) yang mengakhiri genosida 1994.
Gerilyawan RPF--yang dibentuk oleh etnis Tutsi--berhasil
menghentikan genosida oleh ekstrimis Hutu yang menyebabkan sekitar
800.000 warga Rwanda tewas.
Karake sempat menjabat sebagai wakil kepala pasukan penjaga perdamaian gabungan antara PBB dengan Uni Afrika di Sudan.
Lembaga Human Right Watch sempat mengkritik penunjukan Karake
karena tokoh tersebut dinilai terlibat dalam pembunuhan terhadap warga
sipil di Kongo pada Juni 2000.
Namun terkait keputusan pengadilan Spanyol 2008, sebuah kawat dari
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kigali yang dibocorkan oleh Wikileaks,
menyebutnya sebagai "tidak akurat."
"Keputusan Spanyol terhadap 40 pejabat militer Rwanda menawarkan
versi yang tidak pernah diketahui sebelumnya dari beberapa bagian
terburuk sejarah Rwanda," tulis kabel tersebut sambil menambahkan bahwa
sejumlah tuduhan pengadilan "penuh dengan muatan politik."
(G005)
Kepala intelejen Rwanda ditangkap di London
Selasa, 23 Juni 2015 19:37 WIB