New York (ANTARA GORONTALO) - Harga minyak AS jatuh di bawah 40 dolar AS
untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada Jumat (Sabtu pagi WIB)
karena pasar tertekan setelah data manufaktur Tiongkok yang lemah
memperdalam kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi Tiongkok.
Patokan Amerika Serikat minyak mentah light sweet atau West
Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 87 sen menjadi
berakhir pada 40,45 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, harga minyak mentah Brent North Sea, yang menjadi acuan
internasional, untuk pengiriman Oktober, menetap di 45,46 dolar AS per
barel, turun 1,16 dolar AS dari penutupan Kamis.
WTI sempat turun di bawah 40 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak Februari 2009 menjadi 39,86 dolar AS.
Penurunan
terjadi setelah rilis penghitungan rig minyak Baker Hughes Amerika
Serikat menunjukkan produsen menambahkan dua rig minggu ini, jumlah yang
sama seperti minggu lalu, membawa jumlah keseluruhan rig pengeboran
minyak aktif di Amerika Serikat menjadi 674 rig.
Brent turun sampai serendah 45,07 dolar AS di awal sesi, tingkat yang terakhir terlihat pada Maret 2009.
Sebuah laporan estimasi sektor manufaktur Tiongkok yang lemah
membingungkan investor. Indeks Pembelian Manajer (PMI) Caixin 47,1 bulan
ini, melorot dari 47,8 pada Juli dan merupakan angka terburuk sejak
Maret 2009. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi dalam aktivitas.
Tanda baru kesulitan di ekonomi terbesar kedua di dunia dan
pengimpor energi utama itu muncul menyusul devaluasi tak terduga yang
dilakukan Beijing terhadap mata uang yuan pekan lalu, menambah
kekhawatiran yang telah berjalan lama tentang produksi minyak tinggi dan
pertumbuhan permintaan yang lemah.
Minggu ke minggu, WTI merosot 4,8 persen dan Brent merosot 7,3 persen.
WTI telah mengalami penurunan mingguan kedelapan berturut-turut,
kerugian mingguan terpanjang dalam 29 tahun, menurut catatan analis
Commerzbank. Sementara Brent mengalami penurunan ketujuh pekan
berturut-turut.
"Kita masih kelebihan pasokan minyak. Sampai penawaran dan
permintaan datang berimbang akan ada tekanan turun," kata James Williams
dari WTRG Economics.
Tidak ada tanda-tanda kemunduran dari produsen minyak mentah
tertinggi Amerika Serikat dalam beberapa dekade, yang naik menjadi 9,348
juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 14 Agustus menurut data
Departemen Energi negara itu.
Sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang
memproduksi sekitar 40 persen dari pasokan global terus memompa minyak
mentahnya melebihi kuota yang mereka tetapkan.
"Kecuali OPEC membuat perubahan strategi, kita secara umum akan tetap berada dalam bearish, saya perkirakan akan menguji tingkat 40 dolar AS lagi minggu depan," kata Williams.
"Posisi terbawahnya belum terlihat," katanya seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.A026)
Harga minyak mentah merosot
Sabtu, 22 Agustus 2015 14:40 WIB