Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Sampai dengan minggu ini pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Paguat di Kabupaten Pohuwato baru dalam tahap pengerukan dan ditargetkan beroperasi Februari 2016.
Pembangunan pembangkit berkapasitas 2x50 Mega Watt (MW) itu dikerjakan oleh PT. PLN Pesero dan akan menelan biaya sebesar Rp1,6 triliun.
" Kendala saat ini adalah pembebasan lahan sekitar 10 hektar yang belum selesai. Jika masalah ini berhasil diatasi, maka kami optimistis target operasi bulan Februari bisa tercapai," kata salah seorang pengawas lapangan PLTG Paguat, Ronal, Jumat.
Menurutnya pekejaan PLTG tersebut baru efektif sejak 20 Agustus 2015 sehingga belum mencapai konstruksi tahap selanjutnya.
Sementara itu Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta masyarakat setempat mendukung pembangunan PLTG untuk memenuhi kebutuhan listrik di Gorontalo, terutama warga yang masih mempersoalkan ganti rugi tanah.
" Harga tanah bukan kami yang menentukan tetapi dihitung sendiri oleh tim apraisal. Uangnya sudah ada namun karena sebagian warga bertahan dengan harga yang lebih tinggi, maka transaksi pembebasan tanah belum bisa dituntaskan," jelasnya.
Ia menambahkan, kehadiran PLTG Paguat nanti bisa memenuhi kebutuhan listrik Gorontalo yang mencapai 80 MW pada saat beban puncak.
Gubernur mengaku pihaknya sudah berupaya keras untuk menambah sumber pembangkit listrik dalam 3,5 tahun terakhir dan meminta masyarakat bersabar dengan kondisi yang ada.
" Saya juga malu dengan kondisi kelistrikan kita. Tetapi masyarakat tidak perlulah memaki-maki saya. Mengupayakan listrik tidak semudah membuat pisang goreng, hari ini dimasak besok sudah jadi," imbuhnya.
