Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan data vaksinasi COVID-19 di tingkat kabupaten dan kota harus dibenahi.
Menurutnya, perbaikan data-data tersebut penting, agar semua pelayanan vaksinasi bagi warga bisa terlaporkan dengan baik.
“Dalam pencocokan data vaksinasi, permasalahan NIK harus menjadi perhatian. Tolong dilibatkan Dinas Dukcapil di kabupaten dan kota,” katanya saat menggelar Rapat Forkopimda di Mapolda Gorontalo, Senin.
Beberapa masalah dalam pelaporan data vaksinasi di lapangan yakni kesalahan input NIK, tidak adanya jaringan internet, serta keterbatasan petugas vaksinasi yang juga menjadi petugas pemasok data secara daring.
Ia menilai ada perbedaan data antara yang dilaporkan secara daring, dengan data manual yang dimiliki petugas lapangan.
Di Kota Gorontalo misalnya, laporan per tanggal 14 November 2021 di data KPCPEN untuk dosis I sebesar 65,01 persen, sementara data manual sebesar 66,10 persen.
Untuk vaksinasi dosis II secara daring sebesar 41,81 persen dan data manual 42,51 persen.
Sedangkan dosis III sebesar 0,44 persen dan data manual 0.54 persen.
“Untuk dosis II kita masih rendah, ini tolong kita tingkatkan bersama-sama. Selain itu rentang waktu jadwal vaksin tolong diperhatikan. Saya pernah menemukan warga yang sudah divaksin dosis I tapi sudah dua bulan belum divaksin dosis II,” tambahnya.
Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tanggal 14 November 2021, cakupan vaksinasi dosis I sudah mencapai 522.310 orang atau 55,66 persen, dosis II sebanyak 288.586 orang atau 30,75 persen serta dosis III 3.713 orang atau 0,40 persen.