Gorontalo (ANTARA) - Pembentukan organisasi perangkat daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Gorontalo Utara, sangat potensial menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) di daerah itu.
"Kehadiran OPD tersebut dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan PAD di daerah ini," kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintahan Kabupaten Gorontalo Utara, Husin Halidi, di Gorontalo, Sabtu.
Sebab pengelolaan dan pengawasan sumber-sumber penerimaan daerah dapat lebih terfokus.
Selain itu, kesiapan sumber daya aparatur pengelola pun dapat lebih terarah dari sisi kinerja.
Kondisi yang dihadapi saat ini kata dia, bidang pendapatan berada satu atap di OPD Badan Keuangan Daerah.
Sehingga aparatur yang ditugaskan, harus mengemban dan mengelola beberapa program dan kegiatan yang membuat kinerjanya tidak optimal.
Olehnya, pemerintah kabupaten berupaya menghadirkan OPD Dinas Pendapatan Daerah, dengan tujuan untuk mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan daerah, melalui pengelolaan dan pengawasan yang lebih serius, fokus dan optimal.
Berdasarkan potensi yang dimiliki, PAD Gorontalo Utara dapat melampaui Rp50 miliar per tahun.
Potensi terbanyak diperoleh dari sumber penerimaan pajak PBB, pajak penerangan jalan, pajak galian C, serta pajak restoran, ditambah sumber penerimaan lainnya.
Untuk Tahun Anggaran 2021, realisasi PAD hanya mencapai Rp26 miliar dari target Rp33 miliar, didominasi dari PBB, galian C dan pajak penerangan jalan.
Tahun 2022 ini, ditargetkan Rp34 miliar atau naik Rp1 miliar dari tahun sebelumnya.
Olehnya, kita harus lebih berupaya agar pendapatan tersebut mampu tercapai atau bahkan melampaui.
Termasuk berupaya menggali potensi sumber penerimaan baru. Seperti di tahun ini, akan ada potensi penerimaan dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tomilito berkekuatan 2x50 Mega Watt.
Penerimaan pajak dari PLTU tersebut, sekitar Rp400 juta hingga Rp500 juta. "Ini menjadi semangat dan energi baru bagi daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah," katanya.
Ditambah lagi, percepatan operasional PLTU tersebut diharapkan berdampak pada perekonomian lainnya. Seperti pembangunan pabrik maupun industri yang potensial berkembang di daerah ini melalui program investasi, seiring tersedianya pasokan listrik yang memadai.
Maupun bangkitnya aktivitas perekonomian masyarakat, dampak dari surplus listrik yang dihasilkan dari PLTU Tomilito dan PLTU Anggrek.
"Kita perlu optimistis, dengan pengelolaan yang lebih terfokus dan serius maka sumber-sumber penerimaan baru bagi daerah dapat lebih potensial diperoleh dalam menaikkan PAD," imbuhnya.***