Jakarta (ANTARA) -
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, mengatakan, TNI AU siap menghadapi perubahan atau disrupsi global sehingga mereka melakukan pokok-pokok kebijakan pertahanan dalam tugas pengamanan dan pertahanan wilayah udara.
Ia mengatakan hal itu dalam Rapat Pimpinan TNI AU 2022, di Markas Besar TNI AU di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat. Rapat Pimpinan TNI AU ini mengambil tema Peningkatan Pembinaan Kekuatan dan Kemampuan TNI AU dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional dan Reformasi Struktural.
Dalam hal ini, TNI AU melaksanaan tugas pokok pembinaan kekuatan dan kemampuan dan di dalam rapim ini juga nanti akan disampaikan khususnya juga upaya-upaya dalam rangka peningkatan kesejahteraan prajurit.
Selain itu, TNI AU turut mendukung upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional serta reformasi struktural dan juga meningkatkan disiplin prajurit untuk disiplin tegak lurus.
ia menjelaskan, bahwa Rapim TNI AU 2022 ini merupakan tindak lanjut dari Rapim TNI-Polri serta arahan Presiden Joko Widodo.
"Rapim dilaksanakan satu hari. Adapun tujuan Rapim TNI AU ini adalah menindaklajuti Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan dan Rapim TNI-Polri khususnya dalam rangka penekanan kembali apa yang disampaikan presiden dalam rapat Pimpinan TNI-Polri," kata dia, di hadapan 116 peserta Rapim TNI AD secara langsung dan 238 secara daring.
Dalam kesempatan itu, dia mengatakan, mereka telah merancang rencana kegiataan TNI AU ke depan, antara lain, meningkatkan pembinaan dan kemampuan dan tidak melaksanakan pembelian sistem kesenjataan.
"Mabes TNI adalah pembinaan. Kami akan menyiapkan kesiapan pesawat dan kesiapan personel khususnya para penerbang," katanya.
Ia pun mengucapkan terima kasih, rasa bangga dan penghargaan tertinggi kepada seluruh prajurit TNI AU, atas pencapaian tugas selama 2021.
"Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi pengabdian seluruh prajurit TNI AU, yang telah memberikan darma baktinya kepada bangsa dan tanah air. Meskipun demikian, kita tidak boleh berpuas diri, karena tantangan tugas akan semakin kompleks, termasuk tugas membantu pemerintah menghadapi tantangan bangsa Indonesia yang tidaklah mudah," kata dia.