Gorontalo (ANTARA) - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia tidak mempengaruhi penjualan sapi kurban menjelang Hari Raya Idul Adha di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Salah seorang peternak sapi di Hutuo, Kadek Yadnyano di Limboto, Selasa, mengatakan pada tahun ini penjualan sapi kurban bertambah dari tahun sebelumnya.
"Penjualan tahun ini lebih meningkat dan harga pun meningkat di pasaran," ucap Kadek yang juga anggota TNI di Korem 133/NWB berpangkat Sersan Dua tersebut.
Menurutnya, untuk di kandang miliknya penjualan sapi tetap lancar, karena untuk meyakinkan pembeli dan kesehatan sapi, ia selalu menjaga kebersihan dan memeriksakan kesehatan sapi.
"Sapi saya setiap tiga bulan sekali diperiksa oleh mantri hewan, untuk disuntik vitamin agar tidak gampang terserang penyakit," kata dia.
Harga sapi kurban di sejumlah pedagang dan peternak di Gorontalo berkisar dari Rp13 juta hingga Rp30 juta per ekor, tergantung dari jenis dan bobotnya.
Kadek menjelaskan, untuk menjaga kesehatan sapi agar tidak mudah terkena penyakit, kebersihan kandang, sapi dan makanan sangatlah penting.
"Untuk saat ini, sudah ada 18 ekor sapi saya yang dipesan, ada yang dari kelompok dan juga instansi perkantoran," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga, Rahman mengaku selalu mencari sapi untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha nanti.
"Sudah jadi kewajiban bagi yang mampu untuk berkurban, oleh karena itu saya dan keluarga jika ada mampu pasti membeli sapi kurban," ungkap dia.
Adanya PMK yang menyerang ternak sapi menurutnya tidak terlalu berpengaruh di Gorontalo, karena hingga saat ini belum ada ditemukan kasus positif PMK.
PMK tidak pengaruhi penjualan sapi kurban di Gorontalo
Selasa, 28 Juni 2022 19:47 WIB