Gorontalo (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berupaya mencegah inflasi pangan asal hewan, di antaranya daging sapi.
"Program pengendalian inflasi menjadi perhatian penting kami dalam upaya mencegah inflasi di antaranya pangan asal hewan melalui ketersediaan daging sapi yang memadai," kata Kepala Disnakkeswan Gorontalo Utara Rusli Akase di Gorontalo, Rabu.
Menurutnya sejak Tahun Anggaran 2022, daerah itu tidak memiliki alokasi anggaran pengadaan ternak sapi bantuan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun pemerintah desa melalui Dana Desa, memiliki alokasi anggaran untuk program pengadaan sapi.
"Tahun ini kita akan melakukan pendataan jumlah populasi ternak sapi, serta mendata bantuan yang disebarkan melalui Dana Desa dalam upaya sinergi penyaluran bantuan ternak sapi yang direncanakan akan kembali dilakukan pada Tahun Anggaran 2025 atau menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran daerah," kata Rusli.
Ini penting dilakukan mengingat data jumlah ternak sapi juga akan disinkronkan dengan upaya ketersediaan pangan asal hewan berasal dari daging sapi.
Menghadapi bulan Suci Ramadhan di awal Maret nanti kata Rusli, daerah harus mengetahui target populasi ternak untuk mencapai swasembada daging, serta memastikan pasokan daging di daerah ini akan selalu tersedia dengan cukup, untuk keperluan konsumsi harian maupun menghadapi hari besar keagamaan agar tidak terjadi kenaikan harga.
"Kalau harga naik, tentu daya beli akan berkurang. Maka kita (pemerintah daerah) harus memastikan ketersediaan daging sapi, termasuk memastikan keamanan dan kebersihan pangan asal hewan dalam upaya mencegah inflasi," kata Rusli.
Saat ini harga daging sapi mencapai kisaran Rp110 ribu hingga Rp120 ribu per kilo gram. "Kita berharap kenaikan harga tidak terjadi," katanya.
Ia mengatakan populasi ternak sapi di daerah itu mencapai 32 ribu ekor tersebar di 11 kecamatan. Jumlah ini berbeda dengan data BPS, yang menyebut populasi ternak sapi mencapai 19 ribu ekor.
"Tentu terjadi penurunan populasi yang cukup signifikan. Bisa berdampak dari jumlah kematian ternak, jumlah pengiriman sapi yang tinggi untuk memenuhi permintaan, dan lainnya," kata Rusli pula.
Olehnya saat ini pihaknya telah menurunkan satu tim yang akan melakukan pendataan dan penandaan ternak sapi di awal tahun ini.
"Mereka (tim) sudah berada di Kecamatan Tolinggula. Besok pagi (Kamis, 1/2) pendataan dan penandaan ternak sapi akan dimulai dari wilayah barat tersebut," katanya.***
Disnakkeswan Gorontalo Utara cegah inflasi pangan asal hewan
Rabu, 31 Januari 2024 20:16 WIB