Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo meningkatkan kapasitas kader kesehatan yang melakukan pengawasan pada penderita penyakit tuberkulosis (TBC).
Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo Yana Yanti Suleman, di Gorontalo, Minggu, mengatakan sebanyak 92 kader kesehatan dari perwakilan puskesmas yang ada di provinsi ini dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan pengawasan minum obat dan investigasi kontak TBC.
“Hal paling penting dalam TBC adalah pencegahan, kemudian penemuan kasus dini, dan tentunya ketika sudah ditemukan maka harus dipastikan mereka rutin minum obatnya,” katanya.
Menurut dia, TBC atau tuberkulosis adalah masalah kesehatan komunal, sehingga perlu pendekatan yang lebih intensif kepada masyarakat.
“Penderita TBC harus minum obatnya selama enam bulan penuh dan tidak boleh putus, karena itu penting bagi kami memberi penguatan kepada kader kesehatan yang mengawasinya,” kata Yana.
Ia berharap para kader ini juga membagikan ilmunya kepada kader lainnya yang ada di desa atau kelurahan masing-masing.
“Tenaga kesehatan kita sangat terbatas jumlahnya, karena itu pengawasan harus dibantu oleh para kader yang sudah dilatih,” ujarnya.
Pihaknya akan terus mengevaluasi pengawasan yang dilakukan untuk memastikan semua penderita TBC di daerah itu mendapatkan pendampingan dengan baik.
"Masyarakat juga harus memiliki pengetahuan mengenai seluk beluk TBC untuk mencegah penularan yang lebih luas," kata Yana.