Rupiah pagi ini melemah 14 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp15.478 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.464 per dolar AS.
"Pasar mungkin akan terbebani oleh keyakinan bahwa resesi akan datang dan The Fed akan menaikkan suku bunga, dengan harapan bahwa mungkin jeda akan terjadi tahun depan," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dolar AS diperdagangkan turun lebih dari 1 persen minggu ini, karena selera risiko meningkat pada serangkaian pendapatan yang kuat di Wall Street.
Hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dari Goldman Sachs Group Inc, Johnson & Johnson dan Lockheed Martin mendukung kenaikan, dan data output industri yang kuat memberikan tanda-tanda kekuatan ekonomi bahkan saat bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk mengatasi inflasi.
Tetapi dolar tampaknya telah menahan kerugiannya menyusul serangkaian komentar hawkish dari pejabat bank sentral.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan The Fed dapat mendorong suku bunga acuannya di atas 4,75 persen jika inflasi yang mendasarinya tidak mereda.
Komentarnya datang hanya beberapa hari setelah data menunjukkan inflasi AS tetap keras di dekat level tertinggi 40 tahun meskipun serangkaian kenaikan suku bunga tajam tahun ini.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic juga menekankan perlunya mengendalikan inflasi, mengutip tekanan pada pasar tenaga kerja dari kenaikan suku bunga dan harga.
Pada Selasa (18/10) lalu, rupiah ditutup menguat 24 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp15.464 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.488 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah seiring komentar hawkish pejabat The Fed
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah seiring komentar hawkish pejabat The Fed