Gorontalo (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, memperketat pengamanan wilayah tersebut, pasca ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (7/12).
"Kebanyakan anggota ditemukan lengah di malam hari, kita mencegah kondisi itu. Sehingga kesiapan perlu dipantau di malam hari meski kejadian banyak ditemukan siang hari," kata Kapolres Gorontalo Utara, AKBP Juprisan Pratama Ramadhan Nasution, di Gorontalo, Rabu.
Peningkatan pengamanan dilakukan pasca ledakan bom bunuh diri, khususnya kewaspadaan di dalam markas.
Selain di Markas Polres Gorontalo Utara, pengamanan juga ditingkatkan di seluruh Polsek, termasuk di Satuan Lalu Lintas Polres.
"Setiap personel yang piket malam harus waspada penuh. Tugas di malam hari, bukan pindah tempat tidur. Sehingga kekuatan personel dalam penjagaan, pengamanan dan siaga piket harus berlaku dengan baik. Termasuk kekuatan alutsista dan kendaraan operasional pendukung," katanya.
Terkait pengamanan Natal dan Tahun Baru, Polres akan membangun Pos Pengamanan (Pos Pam), seperti tahun sebelumnya.
"Setiap penjagaan akan dilakukan intensif dalam upaya peningkatan kewaspadaan ini secara optimal. Sehingga saya menyempatkan waktu keliling di seluruh markas Polsek di daerah ini tanpa diketahui seluruh personel. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka tetap berlaku siaga di sepanjang waktu," imbuhnya.
Pengamanan di perbatasan pun diperkuat untuk memeriksa kendaraan masuk dan keluar wilayah Provinsi Gorontalo, dari perbatasan di wilayah timur berbatasan dengan Sulawesi Utara.
Serta di wilayah barat, berbatasan dengan Sulawesi Tengah, khususnya lintas Sulawesi di sepanjang jalur ibu kota kabupaten.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polres Gorontalo Utara perketat pengamanan pascabom bunuh diri Bandung