Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Peneliti dari Balai Penelitian, pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Kelautan dan Perikanan, Profesor Krismono mendukung pembangunan tanggul di Danau Limboto untuk mempertahankan keberadaan air terutama saat musim kemarau.
"Tujuannya lebih bagus kalau menurut saya orang lingkungan. Itu untuk memperpanjang umur danau agar tidak punah atau berubah menjadi daratan beberapa tahun ke depan," ujarnya di Gorontalo, Selasa.
Menurutnya tanggul tersebut akan membendung air dari danau agar tidak keluar, sehingga mempertahankan keberadaan air di danau saat musim kemarau panjang.
Ia memprediksi saat musim kemarau 2017, pendangkalan di danau tersebut tidak akan separah tahun ini karena tanggul akan dioperasikan.
"Kalau sekarang kedalaman danau hanya sekitar satu setengah meter. Tanggul ini juga bisa mengurangi genangan atau banjir di Kota Gorontalo karena air luapan danau tidak langsung masuk ke sungai-sungai menuju hilir," tambahnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, danau kritis itu dipasok oleh sekitar 23 sungai, yang saat musim kemarau juga mengalami kekeringan sehingga air di danau turun drastis.
Sebelumnya Pelaksana Teknis Konservasi Balai Wilayah Sungai (BWS) II Wempy Warokah mengatakan, pekerjaan tanggul di Danau Limboto bukan ditujukan sebagai jalan untuk umum.
"Banyak yang salah kaprah karena mengira tanggul itu jalan lingkar danau. Itu memang bisa digunakan untuk jalan, misalnya, `jogging track`, tapi kalau untuk mobil dan transportasi lain tidak kami rekomendasikan melintasi tanggul itu," katanya.
Alasannya, kata dia, struktur tanah di bagian bawah tanggul tergolong lunak sehingga tidak bisa mendapat tekanan kuat dari atas.
Revitalisasi Danau Limboto tahap 1 menggunakan APBN tahun 2012 dengan pagu Rp90 miliar yang meliputi pembangunan groundsill 10 buah, pembangunan tanggul 700 meter, pembangunan Reveetment dan Parafet sepanjang 1.800 meter dan dam 10 buah.
Revitalisasi tersebut berjalan hingga tahap IV tahun 2015 dengan dana Rp38 miliar.