Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, Suryono mengatakan penyakit antrax yang menyerang sapi dan manusia di daerah itu mulai mempengaruhi perekonomian, namun belum signifikan.
"BI belum punya data dan meneliti seberapa besar pengaruh antrax terhadap produksi sapi, tapi secara kasat mata ada perubahan. Misalnya warung yang menyajikan menu daging sapi, mulai mengurangi porsi daging tapi harga tetap," katanya di Gorontalo, Senin.
Menurutnya hal tersebut menjadi salah satu sinyal adanya perubahan yang terjadi, setelah antrax menyerang ternak di daerah tersebut dalam sebulan terakhir.
"Pengaruh kecil ini kalau dibiarkan lama-lama bisa banyak. Untuk itu kami juga memberi perhatian terhadap masalah ini dengan membeli vaksin-vaksin antrax," ucapnya.
Sebelumnya, BI menyediakan 15 ribu dosis vaksin antrax untuk menanggulangi penyakit yang meresahkan warga belakangan ini.
"Kami konsen pada antrax karena BI sendiri memiliki kelompok peternak sapi binaan. Kami khawatir penyakit ini akan menular ke sapi-sapi yang masuk dalam kelompok binaan itu," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Gorontalo, Suryono, Jumat.
BI sendiri membina sembilan kelompok peternak, yang terdiri dari 300 orang dengan jumlah sapi 1.000 ekor.
Suryono mengatakan vaksin tersebut diserahkan ke Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo, untuk didistribusikan kepada para peternak sapi.
Penyebaran Bakteri Antax di Gorontalo mulai terdeteksi Maret 2016, dan pertama kali ditemukan di Desa Ulapato A Kabupaten Gorontalo.
Penyakit ini kemudian mulai menyebar ke desa lainnya di kabupaten yang sama yakni di Pentadio Barat, Dutulanaa, Bolihuangga, Bongomeme dan Tibawa.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada korban manusia yang meninggal karena terinfeksi bakteri tersebut dan pemerintah daerah melakukan vaksinasi terhadap ribuan ekor sapi.
BI: Antrax Pengaruhi Ekonomi Tapi Belum Signifikan
Senin, 20 Juni 2016 10:12 WIB