“Secara aset, BSI saat ini berada di posisi ke 6 di Indonesia dan menjadikan BSI leader di medium size bank,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam keterangan resmi, Jakarta, Minggu.
Capaian kinerja triwulan II-2024 antara lain dipengaruhi hasil konsistensi manajemen menerapkan strategi bisnis perusahaan untuk fokus tumbuh sustain pada segmen ritel, konsumer dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari sisi dana maupun pembiayaan.Saat ini, komposisi dana murah mencapai 62,05 persen, sementara komposisi pembiayaan 71,73 persen berada di segmen ritel dan konsumer (termasuk UMKM).
Di sisi lain, dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit dinyatakan terjaga dengan baik.
“Di tengah likuiditas yang ketat menyusul kenaikan suku bunga acuan, BSI masih dapat menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp296,70 triliun, naik 17,50 persen. Ditambah lagi, kinerja tabungan naik 16,09 persen ke level Rp128,78 triliun, di mana sekitar 39 persen atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah, dimana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund,” kata Hery.
Lebih lanjut, likuiditas BSI turut mengalami pertumbuhan seiring pertambahan nasabah yang per posisi Juni 2024 telah mencapai 20,46 juta, sehingga menopang kinerja pembiayaan BSI yang tumbuh di atas rerata industri perbankan nasional dengan kualitas terjaga.
Per Juni 2024, pembiayaan BSI mencapai Rp257,39 triliun atau bertumbuh 15,99 persen year on year (yoy) dengan Non Performing Financing (NPF) yang turun ke level 1,99 persen (gross), jauh lebih baik dibandingkan Juni 2023 sebesar 2,31 persen.
“Keberhasilan BSI meningkatkan kinerja solid, sehat, dan berkelanjutan dengan menjaga performa rasio keuangan Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, efisiensi beban biaya, serta optimalisasi dana murah, yang didukung dengan peningkatan fee based income melalui berbagai e-channel BSI,” ungkap dia.
Untuk periode 2021-2023, kinerja aset didukung oleh kepercayaan nasabah terhadap BSI dalam bentuk pengelolaan DPK dengan pertumbuhan 11,86 persen.
Adapun posisi aset BSI pada 2020 sebesar Rp239 triliun yang bertumbuh menjadi sebesar Rp353 triliun pada 2023 atau meningkat 48 persen. Hal ini dinilai menunjukkan bahwa BSI mampu berkembang secara pesat guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Di industri perbankan, size does matter karena modal dan aset besar bakal memperkuat kapasitas intermediasi. Perseroan berkomitmen untuk terus memberi manfaat berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, melalui kinerja bisnis dan keuangan yang tetap terjaga, sehat, dan sustain,” ucap Hery.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BSI peroleh aset Rp360,85 triliun pada kuartal II-2024